Showing posts with label My Story. Show all posts
Showing posts with label My Story. Show all posts

Thursday, 8 June 2017

No title..


It's the 6th month and as you guys know that this is my very first post in 2017 *Sorry for the silence on my blog for a while. I have no idea what I'm gonna tell, but lemme talk randomly here xoxoo..  First, I will go back to 2016 where there was many stories and priceless experience have passed, happiness, sadness, we love, we fight, we lose and everything. That's life, right?

It was a hard thing to swallow. In early 2016 my older sister leaves us forever. She passed away after almost two years fight for her illness. At that time there was no words to described the feelings of watched someone you love passed away right in front of you. It was heartbreaking, but as a Muslim we know that every soul will taste death (kullu nafsin dzaaiqatul maut [Qur'an surah Ali Imron: 185]), which means that we just wait for our turn by-the-way. We love her, but Allah SWT. loves her more.

People come and go in life. Once or twice I had 'not so serious' relationship with a man then we broke up *and I am single again hahaha. I don't know what was wrong. I just don't wanna push myself too hard  for something that actually I wasn't sure enough. It means that their part in the story of  my life was over. That's all.

Compared to last year, I didn't do much traveling in 2016. I went to Derawan several times and never get bored. There was no new places I visited this year. That's why I had no story to tell here and silent for a while on my blog. For all those things that happened in 2016, I think it wasn't the right time to do traveling, but I still have dream to travel the world, 'someday' insyaAllah.

Then, let's face 2017 with enthusiasm and optimistic, yaayyyy... (actually it's too late to say it hehee). I have many plan in early year. But, one of many things that I really wanna do is TRAVELING! Yeah, I have big plan for traveling this year and Japan is on my list. I wish I could make it happen, aamiin.

I don't know what's next. Just continue my routine, live simply, dream big, and be greatful. Keep fighting mhaaa!!!


Thursday, 18 August 2016

Sunset at Paralayang Parangtritis, Yogyakarta.



Finally, this's the last part of my stories titled "Two Weeks Off Work" (after a very long time hahaa).


Pantai Parangtritis atau biasa juga disebut Paris oleh masyarakat Jogja merupakan salah satu tujuan wisata bagi para wisatawan yang datang ke Jogja. Bahkan ada yang berkata, ke Jogja kurang lengkap rasanya jika tidak mampir ke Pantai Parangtritis (Yes, I think so). Ombaknya yang besar khas pantai di pesisir selatan, serta pemandangannya di waktu matahari tenggelam yang romantis, menjadi daya tarik pantai yang selalu dinanti.

Kali ini aku dan teman-teman tidak sedang ingin bermain pasir atau ombak di pantai, kami ingin menikmati sunset atau matahari terbenam dari ketinggian dan puncak Paralayang pun menjadi spot pilihan kami, disini merupakan tempat yang paling tepat if we wanna enjoy the sunset to the fullest.




Pada saat sampai di puncak Paralayang, disana udah rame banget orang yang juga sedang menunggu matahari terbenam, mostly sih anak muda ABG-ABG gitu hehee. Mereka menikmati sunset dengan cara mereka masing-masing, ada yang duduk santai, foto, selfie, dll.

Dan berikut adalah penampakan sunset yang berhasil kami abadikan dari atas puncak Paralayang, Parangtritis.














The golden glow was so fantastic, wasn't it? Puas banget memandang sunset dari atas puncak Paralayang, sunsetnya cantik bangett...

Left to righ: Rahmat, Jemy, Nisa, Bintang, Janna, Ucam, Me, and Hafid.
Setelah matahari sudah tak menampakkan diri lagi dan hari pun mulai gelap, akhirnya kami memutuskan untuk segera pulang. Dalam perjalanan pulang, adzan magrib mulai berkumandang, kami pun mampir disalah satu mushola untuk menunaikan sholat magrib, setelah itu kami melanjutkan perjalanan menuju Mandala Krida untuk menyantap makan malam, nasi goreng sapi hehee..

Ini nih salah satu yang bikin pengen balik Jogja mulu, hehee..


My stories Two Weeks Off Work COMPLETED!!
Just wanna say thank you so much guyss.. started from Surabaya to Jogja, then back to Surabaya again. My missions completed, thank you and see ya next time :*

Wednesday, 24 February 2016

Registrasi VISA WAIVER JEPANG di Kantor Konsulat Jenderal Jepang Surabaya


Konsulat Jenderal Jepang di Surabaya

Konnichiwa.. ^^
Sudah pada tahu donk ya kalau sejak tanggal 1 Desember 2014 Pemerintah Jepang membuat kebijakan memberlakukan bebas visa bagi pemegang passport hijau. Tentu hal tersebut merupakan kabar baik bagi para traveller yang ingin sekali mengunjungi Negeri Sakura *termasuk saya salah satunya, hehee.. Namun Pemerintah Jepang tidak begitu saja membebaskan visa bagi WNI, ada ketentuan yang juga harus dipenuhi, diantaranya:
  1. Passport tersebut sudah dilengkapi chip yang dapat menyimpan data biometrik, atau lebih dikenal dengan E-Passport, passport jenis ini sesuai standar ICAO (International Civil Aviation Organization);
  2. Tujuan keberangkatan hanya untuk kunjungan singkat (wisata, bisnis, kunjungan keluarga, kunjungan teman, atau kunjungan singkat lainnya), dengan durasi max 15 hari;
  3. Melakukan registrasi pra keberangkatan di Kantor Perwakilan Negara Jepang di Indonesia.
Terdapat beberapa Kantor Perwakilan Negara Jepang yang tersebar di Indonesia dengan Wilayah Yurisdiksi (wilayah kerja) sebagai berikut: (sumber: http://www.id.emb-japan.go.jp/conind.html)

Bagian Konsuler Kedutaan Besar Jepang di Jakarta

Jl. M.H. Thamrin No. 24, Jakarta 10350, INDONESIA
Telephone: (021) 3192-4308
FAX : (021) 315-7156
Wilayah Yurisdiksi (wilayah kerja) :
Jakarta, Banten, Jawa Barat, Jawa Tengah, Yogyakarta, Kalimantan Tengah, Kalimantan Barat, Sumatera Selatan, Bangka Belitung, Bengkulu, Lampung

Kantor Konsuler Jepang di Makassar

Gedung Wisma Kalla Lantai 7
Jl. Dr. Sam Ratulangi No. 8-10, Makassar, INDONESIA
Telephone : (0411) 871-030
FAX : (0411) 853-946
Website : http://www.surabaya.id.emb-japan.go.jp/makassar/
Wilayah Yurisdiksi (wilayah kerja) :
Sulawesi Utara, Gorontalo, Sulawesi Tengah, Sulawesi Tenggara, Sulawesi Selatan, Sulawesi Barat, Maluku Utara, Maluku, Papua (Irian Jaya), Papua Barat

Konsulat Jenderal Jepang di Surabaya

Jl. Sumatera No. 93, Surabaya, INDONESIA
Telephone : (031) 503-0008
FAX : (031) 503-0037, 502-3007 (Visa)
Website : http://www.surabaya.id.emb-japan.go.jp/
Wilayah Yurisdiksi (wilayah kerja) :
Jawa Timur, Kalimantan Timur, Kalimantan Utara, Kalimantan Selatan

Konsulat Jenderal Jepang di Denpasar

Jl. Raya Puputan No.170, Renon, Denpasar, Bali, INDONESIA
Telephone : (0361) 227-628
FAX : (0361) 265-066
Website : http://www.denpasar.id.emb-japan.go.jp/
Wilayah Yurisdiksi (wilayah kerja) :
Bali, Nusa Tenggara Barat, Nusa Tenggara Timur

Konsulat Jenderal Jepang di Medan

Sinar Mas Land Plaza (Wisma BII), 5th floor
Jl. Pangeran Diponegoro No. 18, Medan, Sumatera Utara, INDONESIA
Telephone : (061) 457-5193
FAX : (061) 457-4560
Website : http://www.medan.id.emb-japan.go.jp/
Wilayah Yurisdiksi (wilayah kerja) :
Aceh Nangroe Darusalam, Sumatera Utara, Sumatera Barat, Jambi, Riau, Kepulauan Riau


Berdasarkan ketentuan diatas, Tarakan (Kalimantan Utara) termasuk dalam Wilayah Yurisdiksi Konsulat Jenderal Jepang di Surabaya. Hal ini juga yang menjadi salah satu alasan kenapa aku memilih Surabaya sebagai kota tujuan untuk menghabiskan masa 'two weeks off work'.
Untuk melakukan registrasi Visa Waiver Jepang hanya perlu  membawa E-Passport dan mengisi form visa waiver yang dapat di download disini. Penyerahan berkas pengajuan visa waiver jepang dibuka dari jam 08.30a.m. s/d 11.30a.m. Usahakan datang tepat waktu, karena pihak konsulat sangat disiplin dengan waktu yang telah ditentukan. 

Here's my personal experience when I registered for Visa Waiver Japan in Surabaya. Ini pengalaman pertamaku mengajukan permohonan visa, sebelumnya sudah stalking ke beberapa blog untuk mencari informasi mengenai prosedur melakukan registrasi Visa Waiver Jepang. Sempat dag-dig-dug juga karena dari informasi yang aku dapat, gak semua pemilik E-Passport bisa mendapat sticker + stampel visa waiver tersebut, apalagi passport-ku baru keluar beberapa hari, belum ada sticker keluar negeri, takut di-reject, karena emang gak ada informasi yang jelas mengenai indikator apa saja yang menjadi penentu disetujui atau tidaknya permohonan visa tersebut *hanya Tuhan dan pihak konsulat yang tahu, hihii horor.
Sebelum memasuki kantor konsulat, seluruh pengunjung melewati pemeriksaan ketat, KTP, HP, dan kamera harus dititip diloker security, selain itu barang bawaan seperti tas juga harus melewati X-Ray Scanner *berasa horor banget, apalagi ngelewatin pintu besi yang ngebukanya aja susah, hehee.
Setelah lolos pemeriksaan, aku diarahkan menuju ruang untuk pengajuan permohonan visa dan langsung mengambil nomor antrian. 


Kebetulan pada saat itu lagi sepi pengunjung, jadi gak lama menunggu aku sudah dipanggil maju ke loket. Aku langsung menyerahkan E-Passport dan form visa waiver. Gak beberapa lama, pihak konsulat kemudian memberikan kertas tanda terima permohonan visa. Untuk pengajuan permohonan Visa Waiver Jepang prosesnya tidak terlalu lama, hanya memerlukan waktu 1 hari, jadi hari ini mengajukan permohonan, besoknya sudah bisa diambil.



Keesokan harinya tepat pukul 12.30p.m aku sudah berada di depan Kantor Konsulat Jepang. Namun, pengambilan pasport baru dibuka pada pukul 13.15p.m s/d 15.30p.m. Saat itu sudah ada seorang bapak dan dua orang ibu-ibu yang lebih dulu antri disana. Sempat gugup juga karena hari itu aku rencana langsung balik ke Tarakan ikut penerbangan jam 15.15p.m, sementara close check-in jam 14.30p.m., takut gak keburu. Untungnya pihak konsulat sangat disiplin banget masalah waktu, tepat pukul 13.15p.m kantor dibuka. *salut, mereka benar-benar on-time banget.. Karena tau kalau aku lagi buru-buru akhirnya bapak dan ibu-ibu itu mempersilahkan aku masuk duluan *baiknyaa, jadi terharu..



Setelah melewati proses pengecheckan, akupun langsung menuju loket pengambilan passport (loketnya sama aja sih saat penyerahan), kemudian langsung menyerahkan kertas tanda terima permohonan visa yang diberikan kemarin. Saat nunggu petugas konsulat mengambil passport-ku, asliiii gugup banget... degdeg-kan euyy.
Gak berapa lama petugas konsulat datang membawa passport dan menunjukkan sticker dan stampel yang mendakan bahwa permohonan Visa Waiver Jepang APPROVED!! Lega + senang bangetttt... Alhamdulillah berasa gak sia-sia perjuangan ngurus sana sini di Surabaya.

Tanpa basa-basi akupun langsung keluar kantor konsulat dengan wajah sumringah. Aku gak sadar ternyata ada yang gak kalah paniknya karena takut aku telat check-in, yaitu supir taxi yang dari tadi nungguin aku, hehee.
Udah deh supirnya langsung ngebut aja menuju bandara, dan alhamdulillah sampai sebelum waktu check-in ditutup. *good job pak supir hehee..

FYI: Visa Waiver Jepang berlaku selama 3 tahun, atau sekurang-kurangnya selama masa berlaku passport habis (mana yang lebih dulu berakhir). Semoga sebelum masa berlaku visanya habis aku bisa travelling ke Jepang, aminn...

Ayooo nabung.. nabung.. hehee :p


Monday, 22 February 2016

Two Weeks Off Work: Suramadu Bridge



Jembatan Nasional Suramadu

Jalan-jalan ke Jembatan Suramadu kali ini masih dalam rangkaian 'two weeks off work' alias cuti dua minggu tahun 2015 lalu. Sudah beberapa kali main ke Surabaya, tapi baru sekarang kesampaian ngelewatin jembatan yang menghubungkan antara Surabaya dan Madura ini.
For your information, based on wikipedia.org., Jembatan Suramadu merupakan jembatan terpanjang di Indonesia saat ini, panjangnya mencapai 5.438 meter. Jembatan Suramadu terdiri dari tiga bagian yaitu jalan layang (causeway), jembatan penghubung (approach bridge), dan jembatan utama (main bridge).
Retribusi untuk kendaraan roda 4 sekali jalan melewati Jembatan Suramadu sebesar Rp30ribu. Sepanjang jalan sudah ada warning dilarang berhenti di jembatan, ya gitu deh foto jembatannya dari mobil aja, gak bisa foto keluar, tapi ada yang nekat juga sih singgah di jalan. These are some photos of Suramadu Bridge that taken by me:


















The stories behind the journey to Suramadu Bridge
Saat perjalanan menuju Jembatan Suramadu yang nge-driver Mas Bagas, mas-nya emang gak domisili di Surabaya, kebetulan waktu itu pas lagi main ke Surabaya juga. Karena belum hapal banget jalan di Surabaya, jadi kemana-mana pake google-map. Ya udah sama-sama gak tau jalan jadi ngikut aja sama perintah google-map. Cuma agak aneh itu pas masuk ke loket pembayaran retribusi, udah gitu kita malah tetap ngikutin aja perintah google map padahal jelas-jelas masuk ke Pelabuhan Tanjung Perak. *kurang percaya apa coba sama google map, hahaaa. Lucunya sampe mentok udah gak ada jalan lagi di Tanjung Perak, tapi di map-nya masih nyuruh jalan lurus, emang gak salah sih google-map nya, cuma kita disuruh ke Suramadu pake kapal very kali yakk, hahahaa...
Akhirnya putar balik keluar Tanjung Perak, trus dijalan sesekali singgah nanya jalan sama orang biar gak nyasar lagi, tapi tetap kok pakai bantuan google-map juga. We wanna say thanks to someone who created this application. It helps us alot.




Saat sampai di Madura, kami hanya mampir di toko oleh-oleh khas Madura dipinggiran jalan, segala aksesoris khas Madura tersedia lengkap disini, mulai dari gantungan kunci, hiasan dinding, topi, baju, dll. Setelah itu kami langsung kembali melewati Jembatan Suramadu menuju ke Surabaya. 


Unexpected Situation: Losing My Files


Beberapa waktu lalu sempat ada accident, dimana hardisk external terformat, dan semua file seketika hilang tak tersisa. Mungkin karena akunya agak gaptek juga, bawaannya jadi panik donk ya.. File-filenya banyak banget cin, 400GB lebih lenyap gitu aja apa gak stress, foto, doc, video, drama koreakuuu, huaaaa.. eotteohkke I dunno what to do.
Alhamdulillahnya dibantuin IT kantor, walaupun hasil back-up dari 400GB hanya 8GB yang kembali, itu udah senang banget, yang penting foto-fotonya dulu aja deh, gak bisa tergantikan soalnya. Btw, thank you sooooo much to Agus (IT kantor), my hero banget deh pokoknya, hehee...
Ini kedua kalinya ngalamin hal seperti ini, pertama bukan hanya file, laptopnya pun ikut hilang. Kalau barang hilang walau dongkol tapi masih bisa diganti *insyaAllah kalau ada rezeki, lah kalau file? Ada yang gak bisa dibuat kembali or tergantikan, nyeseknya tuh disitu. Dan setelah kejadian itu akhirnya aku berfikir untuk upload foto lebih banyak lagi di blog, mungkin akan aku buatin post sendiri khusus buat foto.
Yahh buat pelajaran juga, seharusnya aku lebih hati-hati lagi menjaga barang, apalagi barang-barang seperti laptop n hardisk. Semoga kejadian seperti ini gak terulang lagi, amin...


Sunday, 21 February 2016

Pengalaman Buat E-Passport di Kantor Imigrasi Kelas I Khusus Surabaya


JL. JEND. S. PARMAN NO. 58A RT/RW.02/ 03 KEL/KEC. WARU, SIDOARJO, JAWA TIMUR.
Telp.(031)-8531785, 8530340,8550719
Faks.(031)-8531926
HP.081230056677
kanim_surabaya@imigrasi.go.id
www.imigrasisurabaya.org

Sebenarnya ini bukan kali pertama aku buat passport, sebelumnya tahun 2010 lalu sudah punya pengalaman buat passport sendiri dan alhamdulillah prosesnya lancar-lancar aja tanpa memakai jasa pihak ketiga alias calo.

Old Passport *abaikanpipiyangbuletitu :D
 Kebetulan Juli 2015 masa berlaku passport-ku sudah berakhir, belum ada rencana mau berpergian keluar negeri sih, tapi karena heboh dengar kabar Pemerintah Jepang  buat kebijakan bebas visa bagi WNI pemegang E-Passport mulai 1 Desember 2014 jadilah eyke tertarik pengen sekalian buat E-Passport, kali aja nanti pas tabungannya cukup bisa langsung cusss ke Jepang, aminnn.. Selain karena iming-iming bebas visa Jepang, salah satu keunggulan pemegang E-Passport adalah gak perlu antri panjang di pintu pemeriksaan imigrasi, karena pemegang E-Passport bisa langsung menuju autogate penerbangan internasional. Namun sayang belum semua bandara menyediakan fasilitas autogate ini.
Setelah kumpulin info mulai dari stalking blog kemana-mana sampe tanya langsung ke kantor imigrasi, dan ternyata hasilnya sama, belum semua kota bisa memproses pembuatan E-Passport, saat ini hanya 3 kota saja yang dapat melayani pembuatan E-Passport: Jakarta, Surabaya, dan Batam.
Aku milih ke Surabaya. Kenapa? Pertama, di Surabaya ada keluarga/ teman, jadi ada penunjuk jalan + tumpangan tempat tinggal hehee.. sebenarnya di Jakarta juga ada teman sih, cuma kayaknya bakal ribet deh kalau ngurus di Jakarta. Kedua, kalau ada tumpangan otomatis bisa menghemat biaya donk ya hehee. Kembali ke misi utama kan emang buat E-Passport, bukan yang lain, kalau bisa meminimalisir biaya, why not? hahaaa.. setelah dibanding-bandingkan dari segi efisiensi biaya, waktu, dll., kayankya mending di Surabaya aja deh. (Fact: tetap aja pengeluarannku melebihi budget yang sudah dianggarkan). *hiksss

Sebelum bercerita jauh tentang pengalamanku walk-in atau datang langsung mengurus E-Passport di Kantor Imigrasi Kelas I Khusus Surabaya, ada beberapa berkas yang perlu disiapkan untuk pembuatan E-Passport: 1. KTP; 2. Kartu Keluarga (KK); 3. Akta Kelahiran/ Ijazah; 4. Surat Rekomendasi dari tempat kerja; 5. Passport lama (bagi yang  sudah pernah buat passport); 6. Mengisi form pengajuan passport (form-nya dapat diambil di bagian informasi). Semuanya di copy di kertas A4, dan jangan dipotong/ digunting. Sebelumnya pembuatan E-Passport bisa melalui online, namun cara ini sudah ditutup. Oyaa jangan lupa semua berkas asli juga dibawa, karena petugas imigrasi bakal ngecheck keaslian berkasnya.

Pagi banget harus kudu siap-siap ke kantor imigrasi, karena berdasarkan info yang aku dapat per-harinya dibatasin 100 pendaftar pertama aja yang dilayanin, setelah batas itu loket pengambilan nomor antrian bakal ditutup dan disuruh kembali lagi besok.
Sekitar jam 07.00 pagi udah start dari rumah, kebetulan selama di Surabaya aku tinggalnya di daerah Simo Gunung I, perjalanan ke kantor imigrasi kurang lebih 1 jam pakai macet karena berbarengan dengan jam berangkat kerja. Sesampainya di kantor imigrasi, aku langsung menuju bagian informasi, disana semua berkas di check, petugas imigrasi juga tanya, sebelumnya sudah pernah buat passport apa belum. Jika sudah, ada satu lembar surat pernyataan yang juga harus diisi dan ditandatangani. Setelah berkasku dinyatakan lengkap, barulah petugas memberi nomor antrian, beserta map hijau dan form pengajuan pembuatan passport, map dan form-nya GRATIS! Aku dapat nomor antrian 119 dan alhamdulillah ternyata masih bisa, tapi beberapa orang setelahku udah langsung ditutup sih, ya kayaknya dibatasin sekitaran 125 di Kantor Imigrasi Surabaya. 


Berkas lengkap, udah tenang donk ya duduk manis di depan ruang pelayanan WNI, sekalinya liat nomor yang dipanggil baru 17, whattt!! Ok, keep calm and wait for my turn. Tapi 119 jauhhh bangetttt huaaaa....
Apalah daya emang harus sabar nunggu 1/1, untung baterai HP lagi full jadi gak mati gaya alias gagok kayak sapi ompong di kantor imigrasi. Untungnya lagi petugas di bagian pelayanan juga lumayan banyak, jadi kelihatan bergerak antriannya.


Sejam, dua, tiga jam berlalu.. sekitaran jam 01.30p.m nomor antrianku AKHIRNYA dipanggil  *sesungguhnya ade lelah bang hahaa...
Masuklah eyke ke ruang pelayanan dengan senyum sumringah, kebetulan yang layanin 2 orang, 1 ibu-ibu yang 1 lagi mbak-mbak. Pertanyaan pertama yang keluar pas buka berkasku adalah "mbak, kok jauh banget buat passport-nya di Surabaya? Saat itulah aku harus menjelskan jika ingin membuat E-PASSPORT dan ini harus dipertegas. Dulu waktu wawancara buat passport yang pertama ditanya macam-macam seperti, rencana mau kemana? dalam rangka apa keluar negeri? dll. Tapi kali ini gak ditanyain, mbak-nya langsung input data trus aku disuruh foto dan sidik jari, itu aja! *mungkin mbaknya juga lelah hahaa..

Sebelum foto disuruh ngaca dulu sama mbaknya, jilbabnya gak boleh nutupin alis *hadehhh.. udah gitu pas sekali cekrekk gak bisa diulang, mbaknya rada jutek ihh.. setelah selesai input dikasih kertas yang nantinya diserahin ke teller saat bayar biaya pembutan passport. Sebelum keluar dari ruangan sempat nanya kira-kira berapa lama proses pembuatan E-Passport? Mbaknya jawab 1 MINGGU! Sempat negosiasi juga nanya apa bisa dipercepat, mengingat saya yang cutinya terbatas dan pengen piknik juga di luar Surabaya. Tapi mbaknya tetap kekeuh kalau E-Passport gak bisa dipercepat alasannya E-Passport pakai chip jadi prosesnya lama. Ya sudahlah, saya mah nurut aja walau otomatis planing piknik jadi berantakan. *hikss.
Btw, biaya pembuatan E-Passport sebesar Rp655.000,- ditambah biaya administrasi bank Rp5.000,- Pembayaran biaya pembutan passport hanya dapat dilakukan di Bank Negara Indonesia (BNI), dan gak bisa melalui transfer atm, e-bangking, maupun sms-bangking, jadi harus datang ke teller langsung. Proses pembayarannya pun baru bisa dilakukan keesokan harinya.

Saat bayar di bank langsung aja ke teller dengan menyerahkan kertas yang diberikan dari petugas imigrasi, keluarkan duit, tunggu sebentar lalu tanda tangan bukti pembayaran, lembar pertama diambil oleh pihak bank dan lembar kedua buat kita untuk diserahkan ke imigrasi sebagai bukti saat pengambilan passport nanti.

Karena mikirnya lama banget kalau mesti nunggu seminggu,  jadi ubah rencana yang awalnya pengen stay diminggu pertama cuti di Surabaya, jadi langsung pengen berangkat ke Jogja. Apesnya pas udah di Jogja, tepatnya tanggal 10 September 2015 aku dapat sms dari pihak imigrasi yang menginfokan kalau passportku sudah jadi dan bisa diambil. Waktu ngajuin tanggal 7, kalau tanggal 10 udah jadi berarti gak sampe seminggu kan yah. Dongkol? Ya, saya dongkol sama mbak petugas imigrasi yang bilang prosesnya seminggu gak bisa ditawar-tawar. Tau gitu kan aku gak buru-buru ke Jogja, biar gak bolak-balik. *nyesekkkk...

SMS resmi dari Imigrasi
Tanggal 15 aku baru kembali ke Surabaya dan ambil passpornya tanggal 16 September 2015. Kalau saat pengajuannya dimulai dari jam 07.30a.m., berbeda saat pengambilan passport yang baru buka pada jam 13.00p.m. Saat itu aku langsung menuju loket pengambilan passport dengan menyerahkan bukti pembayaran dari bank kemarin, suruh tunggu sebentar di ruang tunggu, dan gak lama kemudian namaku dipanggil.

Loket Pengambilan Passport
Taaddaaaaa E-Passportku sudah jadi, yang layanin bapak-bapak ramah banget, aku disuruh fotocopy passport-nya dulu sebelum dibawa pulang. Tempat fotocopy juga gak jauh, sudah tersedia di kantin kantor imigrasi. Setelah memberikan fotocopy-an passportku, akupun meninggalkan loket pengambilan pasport, tak lupa passport lamaku juga aku minta, buat kenang-kenangan.


E-Passport

Mengurus passport sendiri itu sama sekali gak ribet asal mengikuti prosedur dengan benar dan jangan pernah malas mencari informasi. Semoga tulisan ini bermanfaat bagi yang juga ingin membuat passport atau E-Passport di Kantor Imigrasi Kelas I Khusus Surabaya.


FYI: untuk memantau status permohonan passport bisa check di website resmi imigrasi atau klik disini. Caranya cukup masukin kode/ nomor permohonan yang diberikan oleh pihak imigrasi, nanti akan terlihat status pemohon. For further information please visit http://www.imigrasi.go.id/

*Special thanks to Tante, Aa, n Mas Bagas udah bersedia aku repotin, udah anter kesana kemari, nungguin antri, bantuin cari info sampai passportnya jadi, hehee.. gomawo^^

Two Weeks Off Work




Setelah sekian lama berlalu, akhirnya nulis perjalanan cuti tahun 2015 kemaren. Semoga masih ingat semua detail tiap-tiap kejadian selama perjalananku memghabiskan masa-masa cuti.

Dapat izin untuk cuti tahun ini bukan gak ada hambatan, beberapa kali nunda jadwal cuti karena beberapa hal. Awalnya pengen cuti di bulan Mei, namun batal karena kerjaan yang ternyata belum bisa ditinggal. Juni-Juli otomatis gak bisa karena bertepatan dengan bulan Ramadhan dan Idul Fitri. Sempat rencana cuti di bulan Agustus tapi batal lagi karena banyak acara yang gak mungkin dilewatkan. Bukan hanya itu aja, boss juga sepertinya masih berat memberi izin buat cuti. And the last chance, in September. Udah yakin banget kalau bulan ini aku gak jadi cuti lagi, ya udah deh, pasrah cuti 2015 bakal hangus gitu aja, karena Oktober, November, and Desember itu bulannya harus stay di kantor *hiksss drama banget sih mau cuti doank..

Setelah tutup buku selesai, aku memberanikan diri mengajukan surat cuti kepada boss. Sempat hopeless, kalau sampai gak dapat izin batal deh semua rencana, mungkin pulang bakal nangis bombay hahaa..
Namun ternyata boss memberi izin, gak buang-buang waktu hari itu juga langsung beli tiket tujuan Surabaya. Then, why I chose Surabaya? Yupp aku milih Surabaya sebagai kota tujuan bukan cuma karena ingin liburan doank, ada misi khusus yang harus aku selesaikan, bisa dikatakan "sekali menyelam minum air", hehee.

My missions:
Mission #3: Visiting my little brother in Jogja (checking his final assignment), hehee..

Selain misi-misi diatas, yang pasti juga pengen liburan, sebenarnya ada beberapa tempat yang pengen banget aku datangi, Bromo, Banyuangi, Kawah Ijen, Karimun Jawa, sayangnya semuanya gak kesampean. *hikss :(

Ini rangkuman perjalanan selama cuti 2 minggu di Surabaya dan Jogja:
Minggu, 6 September 2015
Berangkat dari Bandara Juwata Tarakan menuju Surabaya, tapi sebelumnya transit lama di Balikpapan. Sampai Surabaya sekitar jam 7 malam.

Senin, 7 September 2015 (My Special Day)
Hari ini langsung menjalankan misi pertama mengurus E-Passport di Kantor Imigrasi Kelas I Khusus Surabaya, yang juga bertepatan dengan hari ulang tahunku.

Kantor Imigrasi Kelas I Khusus Surabaya

Selasa, 8 September 2015
Masih mengurus pembayaran E-Passport, selesai dari bank langsung jalan-jalan melewati Jembatan Suramadu.
Suramadu Bridge
 Rabu, 9 September 2015
Perjalanan naik kereta menuju Jogja seorang diri, sebelumnya sudah hunting tiket, Surabaya-Jogja naik Kereta Sangcaka Pagi Rp160.000,- (kelas bisnis). Sampai Jogja sekitar jam 1 siang. Sore langsung tancap gas menuju Jakal KM.10, rencananya mau kontrol behel, ternyata ehh ternyata hari itu dokternya gak praktek *hikss. Malamnya kulineran + jalan-jalan ke ALKID.

Alun-alun Kidul (ALKID)

Kamis, 10 September 2015
Wisata ke Waduk Sermo dan Kalibiru, Kulonprogo.

Kalibiru, Kulonprogo.

Jum'at 11 September 2016
Wisata ke Kebun Buah Magunan dan Hutan Pinus, Imogiri. Malamnya meet up bareng teman-teman kuliah.

Sunrise at Magunan.

Sabtu, 12 September 2015
Sebenarnya hari ini rencana mau  ke Karimun Jawa, jadi seharian prepare buat kesana. Tapi lagi-lagi apes, pas mau beli tiket dapat info dari travel kalau minggu-minggu ini gak ada kapal yang nyebrang ke Karimun Jawa karena faktor cuaca yang lagi kurang bersahabat. *hayati sedih lagi, hiksss.
Malamnya dinner bareng bubuhan Kaltim di Jogja, trus dapat surprise ultah yang udah berlalu beberapa hari. *thank you guyss, yahh sedikit terobati lah kekecewaan gara-gara batal ke Karimun, hehee..

Minggu, 13 September 2015
Pergi ke 'Sunday Morning' SUNMOR UGM, yah sedikit bernostalgia mengingat masa-masa kuliah dulu *maksudnya dulu waktu masih kuliah di Jogja sering ke sunmor UGM, tapi kuliahnya bukan di UGM, hehee..
Sorenya wisata ke Paralayang Parangtritis  menunggu sunset, trus pas pulang mampir ke nasi goreng dekat Mandala Krida *ini nih yang bikin pengen balik ke Jogja mulu, hehee..

Sunset at Parangtritis Beach.
Senin, 14 September 2016
Hari ini sengaja dikhususkan untuk mencari pesanan + oleh-oleh. Jadi seharian jalan muter-muter Malioboro, Bringhardjo, dan tempat belanja.

Selasa, 15 September 2016
Kembali ke Jogja, naik kereta Sancaka Sore, kebetulan dapat tiket executive Rp165.000,-. Sampai Surabaya jam 9 malam.

Rabu, 16 September 2016
Ambil E-Passport ke Kantor Imigrasi Surabaya. Setelah itu, kembali jalan-jalan di Surabaya.

Kamis, 17 September 2016
Serahkan E-Passport ke Kantor Konsulat Jepang, di Surabaya.

Kantor Konsulat Jepang di Surabaya

Jum'at, 18 September 2016
Ambil E-Passpor yang kemarin diserahin ke Kantor Konsulat Jepang, setelah itu langsung tancap gas menuju bandara, then cusss terbang kembali ke Tarakan.

Sebenarnya masih banyak tempat yang bisa aku jelajahi, namun entah kenapa waktu di Jogja sempat males-malesan, mungkin karena saat itu pas  puncaknya  musim kemarau jadi panas banget, alhasil banyakan di rumah + kulineran aja, malah lebih menikmati suasana Jogja sih.
Cerita lengkapnya aku tulis di post terpisah, mulai dari kenapa milih buat E-Passport di Surabaya, pengalaman buat E-Passport, ngurus registrasi Visa Waiver Jepang, cerita liburanku selama cuti, dll.




Monday, 15 February 2016

Pulau Sebatik: The Border Between Indonesia and Malaysia (Part #2)


Hari ketiga di Pulau Sebatik sekaligus hari terakhirku disini, aku memulai aktivitas pagiku seperti biasa, tidak ada yang special selain udara pagi di Pulau Sebatik yang masih segar. Rasa penasaran membuatku memutuskan untuk berjalan disekitaran rumah tempat aku menginap. Hari terakhir aku baru tahu kalau ternyata ada pantai disekitaran sini. *kemaren2 kemana aja heheee...


Dibalik rimbun pepohonan, ada pantai terbentang luas disebelahnya. Akupun memberanikan diri masuk ke semak-semak seorang diri, dan ternyata aku menemukan jalan buntu, pantainya sudah di depan mata tapi gak bisa turun. Saat itu cuaca lagi mendung, namun dari kejauhan diseberang sana samar terlihat bangunan-bangunan Kota Tawau, Malaysia. Lumayan horor sendirian disana, takut ada binatang-binatang, terutama ular, takut ada orang jahat juga, akhirnya aku sempatin foto sebentar trus kaburrrrr hahaaa..


 
 
Rasanya belum puas menikmati suasana pantai, akhirnya aku mencari teman dan kembali ke pantai itu lagi. Kalau menurut aku pantainya lumayan bagus, masih alami, bersih, cuma mungkin karena kurang dikelola jadi terkesan dibiarkan begitu aja, ya masih alami banget.


 



Setelah puas menikmati suasana pagi di pantai, aku pun memutuskan untuk kembali ke rumah tempat aku menginap dan segera membereskan barang-barangku. Sesuai rencana, aku akan melanjutkan perjalanan menuju pelabuhan di Sei. Nyamuk. Sesampainya di pelabuhan, aku langsung menuju loket tiket yang antriannya lumayan panjang. Kondisi di area loket sempat memanas karena tiket untuk tujuan Tarakan sudah habis terjual, sedangkan banyak penumpang yang belum dapat tiket, termasuk saya sendiri. Haduhh terpaksa deh keluarin jurus melas, ngerayu mbak loket yang awalnya agak kurang bersahabat. Lama banget berdiri di depan loket panas-panasan demi selembar tiket, karena kasihan dan akunya juga sedikit maksa akhirnya mbak loket itu memberikan satu tiketnya untukku. Sebenarnya tiket belum habis, cuma banyak yang pesan lewat belakang, jadi yang antri di depan banyak yang gak kebagian. *budayain antri donk, kasian yang udah panas-panasan..

Loket Tiket

Suasana pelabuhan di Pulau Sebatik

Para pedagang berjualan di pinggiran jembatan pelabuhan

Sembari menunggu kapal yang akan membawaku ke Tarakan, aku tertegun melihat kondisi pelabuhan di Sebatik, sangat-sangat biasa, sangat kontras bila dibandingkan dengan pemandangan di seberang sana, bangunan tinggi Kota Tawau terlihat megah dari Pulau Sebatik. Tapi ya sudahlan kita berdoa saja semoga nantinya ada perbaikan yang lebih baik, gak mesti bangunan-bangunan megah, cukup perbaikan infrastruktur umum aja dulu, hehee.
 
The view of Tawau City from Sebatik Island
Kapal yang sejak lama ditunggu pun akhirnya datang, namun  kekacauan kembali terjadi, karena banyaknya penumpang yang ingin berangkat duluan jadilah desak-desakan pada mau naik duluan. Untungnya petugas kapal sudah punya list nama-nama penumpang yang sudah terdaftar *saya mah tenang aja wong tiket udah ditangan kok, hehee...

Muka-muka lelah penumpang :p

Absent sebelum masuk kapal
Namaku dipanggil dan akupun akhirnya naik ke kapal, dalam hati ngomong "selamat deh bisa pulang ke Tarakan". Saat kapal mulai meninggalkan pelabuhan saat itu pula petualanganku di Pulau Sebatik berakhir. Senang banget bisa jalan-jalan ke Pulau Sebatik, berkunjung ke pedesaan, dan juga melihat langsung kehidupan masyarakat di perbatasan Indonesia - Malaysia, yang biasanya sering aku lihat di TV kalau lagi ada isu-isu perbatasan. Semoga lain kali bisa main kesini lagi, amin :)

END!