Thursday, 29 August 2019

Japan Trip 2017 (Summer Holiday): On Our Way to Japan (Tarakan - Jakarta - KL)



Sejujurnya ini cerita udah basi banget, liburan 2017 di publish 2019 hehehe..

Petualangan menuju Negeri Matahari Terbit (Jepang) dimulai pada hari ini, tepatnya tanggal 9 Juli 2017. Pagi sekali aku bangun untuk mengejar pesawat pertama menuju Jakarta. And yess, I'm so exited. Pagi itu hujan deras mengguyur Tarakan, sempat panik karena aku agak telat sampai ke bandara, udah gitu last call masih antri di counter check-in. Alhamdulillah masih sempat ngejar dan gak sampe ketinggalan pesawat hihihi...


Sekitar pukul 09.00 WIB pesawat landing di terminal 1 Bandara Seokarno Hatta. Penerbangan selanjutnya menuju KL - Kansai melalui terminal 2E. Jarak antar terminal Bandara Seokarno Hatta lumayan jauh, namun tak perlu khawatir karena pengelola bandara telah menyediakan fasilitas free shuttle bus (update: saat ini sudah bisa menggunakan skytrain) bagi penumpang yang akan melanjutkan penerbangan melalui terminal yang berbeda.


Saat tiba di terminal 2E, aku gak langsung masuk untuk check-in, mengingat masih banyak jeda waktu sebelum penerbangan yang dijadwalkan jam 14.10pm. Aku mencari money changer terdekat yang dari hasil search di google berada di terminal 2 juga. Sebelumnya sudah tukar dollar di Tarakan sih, ini buat jaga2 aja, takut gak cocok dengan kurs di Kansai nanti. Selanjutnya aku mencari tempat makan dan janjian untuk masuk gate bareng dengan travelmate aku, Mbak Mey dan Atha, anaknya, yang tiba sehari lebih dulu di Jakarta.



Penerbangan ke KL kami tempuh dengan menggunakan maskapai Air*sia. Sebelum tiba di bandara kami sudah melakukan Web Check-in terlebih dahulu, sehingga langkah selanjutnya yaitu cetak boarding pass dan kertas bagasi di mesin check-in yang banyak tersedia diarea gate Air*sia. Setelah melalui proses pengecekan di imigrasi kami pun dapat masuk gate untuk menunggu jadwal penerbangan selanjutnya. Mau cerita dikit pengalaman ketinggalan pesawat di Bandara Sukarno-Hatta. Jadi, dulu waktu jaman kuliah, pernah transit di Bandara Seotta, udah nunggu lama, ehh tau2 ketinggalan pesawat karena mereka tiba2 pindah gate dan entah kenapa aku sama temanku gak dengar announcment pindah gate.Yaudah deh lupain haha..



Alhamdulillah penerbangan menuju KL lancar, sesampainnya di KLIA 2 kami langsung mencari mushola, kebetulan koper udah kami bagasikan langsung tujuan Kansai, jadi gak repot bawa kesana kemari di KL.


Sesuai itinerary, kami melanjutkan perjalanan menuju Menara Petronas. Kami menggunakan bus menuju KL-Central (harga tiket 10 RM)




Sesampainya di KL-Central kami mampir makan dulu di 4fing*rs, ini favorite sih ayamnya hehe..


KL-Central

Chicken Wings 4 Fing*rs

Setelanjutnya naik subway tujuan KLCC. Beruntung pas sampai di KLCC lagi ada fontain light show, bagus banget..

MRT menuju KLCC


Setelah puas menikmati malam di KLCC, kami pun memutuskan untuk kembali ke bandara (malam ini rencananya kami nginap di bandara, hahaha..) karena udah lumayan lelah, akhirnya kami balik ke KLIA2 naik grab, alhamdulilah ketemu mba-mba baik, dibantu pesanin grab pake aplikasinya. Alhamdulillah lagi nih, driver grabnya asik diajak ngobrol, lumayan manis pula, hahaha.. ya udah sepanjang jalan ceritaan, walau ada satu dua kata yang mesti di ulang-ulang, berasa ngobrol sama upin ipin hehe..

KLIA2


Sampai di KLIA2 ternyata kami langsung mencari spot yang nyaman buat istirahat, jangan sedih, di KLIA2 rame banget traveler yang nginap di bandara menunggu penerbangan keesokan harinya. Kami mencari area yang lantainya karpet buat ngemper.

Keesokan harinya, pagi banget kami siap-siap untuk melanjutkan perjalanan menuju Kansai, Japan. Penerbangan menuju Kansai tepat pukul 08.00AM - 15.25PM atau sekitaran 6 jam.




Oke deh, kelanjutan cerita jalan-jalan aku di Jepang aku share di post selanjutnya yaa..



 


Thursday, 29 November 2018

Newspaper Version: Desa Dairy Farm "The Little New Zealand of Sabah"

Mesilau, Kundasang, Sabah, Malaysia


RADAR TARAKAN (Minggu, 4 Maret 2018)


Sabah merupakan wilayah bagian terbesar kedua di Malaysia yang berbatasan langsung dengan Kalimantan Utara, Indonesia. Tentu bukan hal yang sulit apabila ingin menginjakkan kaki ke "Negeri di Bawah Bayu" tersebut (istilah lain untuk Sabah), mengingat akses kesana yang sangat mudah untuk ditempuh, baik dengan menggunakan transportasi laut maupun udara. Bahkan, saat ini telah tersedia penerbangan langsung menuju Tawau dari Tarakan.

Letak geografis berupa dataran tinggi pegunungan dan kawasan hutan hujan tropis menjadikan Sabah sebagai tuan rumah untuk berbagai jenis flora dan fauna. Berbicara mengenai Sabah tidak terlepas pula dari objek wisatanya yang sangat memukau. Maka dari itu edisi traveling kali ini akan membahas salah satu objek wisata yang wajib dikunjungi jika berada di Sabah, Malaysia, tepatnya Desa Dairy Farm, Mesilau, Kundasang. Disini traveler dapat menyaksikan kemegahan salah satu gunung tertinggi di Asia Tenggara, yaitu Gunung Kinabalu secara dekat.

Desa Dairy Farm berjarak 100 km atau kurang lebih dua jam perjalanan dari pusat Kota Kinabalu (Ibukota Sabah). Sepanjang perjalanan traveler tentu tidak akan merasa jenuh karena akan dimanjakan dengan pemandangan alam yang sangat fantastis. Tiket masuk Desa Dairy Farm sebesar RM5.00 untuk dewasa, RM4.00 untuk anak-anak, dan gratis untuk usia dibawah lima tahun. Dibuka setiap hari mulai pukul 08.00am - 05.00pm., namun waktu terbaik untuk berkunjung disarankan pada pagi hingga tengah hari, lewat dari itu biasanya Gunung Kinabalu mulai tertutup kabut.

Desa Dairy Farm itu sendiri merupakan sebuah tempat perternakan sapi perah atau lembu (dalam bahasa Melayu) dan kambing yang sangat luas. Pengunjung dapat melihat langsung proses memerah sapi hingga akhirnya dapat dikonsumsi. Tidak hanya sekadar melihat permandangan Gunung Kinabalu yang mempesona, pengunjung juga dapat menikmati berbagai jenis olahan susu segar, seperti ice cream, yoghurt, pudding, dan lainnya.

Aktivitas lain yang dapat dilakukan di Desa Dairy Farm adalah memberi makan ternak. Pengelolah menyediakan tempat khusus bagi pengunjung yang ingin berinteraksi secara langsung dengan cara memberi makan ternak. Namun tidak dapat memberi sembarang makanan, pengelolah juga telah menyediakan makanan untuk ternak tersebut yang dijual dengan harga RM1.50 untuk sebotol susu dan RM1.00 untuk seikat rumput. 

Panorama alam yang sangat indah dengan hamparan padang rumput yang berada tepat di kaki Gunung Kinabalu membuat Desa Dairy Farm memiliki pesona tersendiri. Banyak yang bilang bahwa berkunjung ke Desa Dairy Farm akan membuat Anda seolah sedang berada di New Zealand, sehingga masyarakat setempat menyebutnya dengan istilah "The Little New Zealand of Sabah".
Bagaimana menurut Anda, tertarik mengunjungi "The Little New Zealand of Sabah"? Mulailah mengatur waktu yang tepat bersama keluarga dan juga kerabat terdekat untuk berkunjung ke Desa Dairy Farm di Sabah, Malaysia. Semoga edisi traveling kali ini dapat menambah informasi dan juga menginspirasi traveler yang sedang mencari referensi liburan yang menyenangkan. Salam traveling!

Thursday, 3 August 2017

Japan Trip 2017 (Summer Holiday): Preparation and Itinerary



Konnichiwa mina-san..

Setelah sekian lama yess.. no post no picnic, and finally... Japan, yayyy...



Kali ini aku mau share sedikit tentang persiapan sebelum menginjakkan kaki di Negeri Sakura (Japan), berhubung jalan2 kali ini gak ikut travel alias 'Independent Travelers', so semuanya harus disiapin sendiri, gak mau donk yaa acara jalan2nya berantakan gara2 kurang persiapan, hehehe..
Apa aja sih persiapannya, yukk check it out..

1. Passport + Visa Japan
Passport, satu item ini tentu wajib hukumnya jika ingin bepergian keluar negeri, tak terkecuali jika ingin ke Jepang. Passport ini sebenarnya sudah aku persiapkan sejak 2015 lalu, proses pembuatannya juga sudah pernah aku post disini.
Selain passport, visa juga masih menjadi syarat yang harus menempel pada passport hijau, namun bagi pemegang E-Passport, cukup melakukan registrasi di Kantor Perwakilan Negara Jepang di masing-masing wilayah yuridiksi. For futher info please visit my previous post here.


2. Tiket Pesawat
Point kedua yang aku siapkan setelah passport + visa adalah tiket pesawat, jadi jauh2 hari harus rajin cari promo tiket murah ke Jepang. Biasanya tiket menjadi point utama bagi sebagian travelers jika tidak memiliki e-passport, tiket tersebut kemudian menjadi salah satu syarat untuk apply Visa Jepang. Berhubung aku udah punya Visa Wiver Jepang yang berlakunya 3 tahun (multiple entry), jadi beli tiketnya lebih flexible sih, tiba2 aja kemaren buka website Air*sia dan langsung issued tiket Jakarta - Jepang, lebih ke nekat sih ini hehee..
Setelah tiket Tarakan - Jepang, selanjutnya menyusul tiket2 yang lain, untuk pesawat yang pasti aku memilih pesawat low cost carrier (LCC) yang sesuai dengan budget backpacker sepertiku *now everyone can fly, hehe.. Tiket ini pun udah mulai aku persiapkan 4 bulan sebelumnya, dengan alur perjalanan:
- TRK - CKG via Lion Air
- CKG - KL (transit) - KIX via AirAsia
- NRT - DMK via Scoot
- DMK - CKG via Thai Lion
- CKG - TRK via Garuda
Ada dua negara yang menjadi tempat transit yaitu KL (pergi) dan Bangkok (pulang), ya lumayan bisa nambah koleksi stampel di passport hahaha.

3. Itinerary
Setelah tiket fixed, saatnya menyusun itinerary. Jujur, agak susah-susah gampang nyusun itinerary ini. Ada beberapa point2 yang perlu dimasukkan dalam itinerary, seperti waktu, rute, detail, dan semua info pendukung lainnya termasuk budget, intinya semakin detail itinerary yang kamu buat, maka semakin memudahkan perjalanan kamu nantinya.
Awalnya aku mulai memetakan kota-kota mana aja yang paling ingin aku singgahi dalam waktu 2 minggu, setelah beberapa kali revisi akhirnya fixed route-nya sebagai berikut.
- 9 Juli   : Tarakan - Jakarta - KL
- 10 Juli : KL - Osaka
- 11 Juli : Osaka
- 12 Juli : Osaka - Kyoto
- 13 Juli : Kyoto - Kawaguchiko
- 14 Juli : Yamanashi - Tokyo
- 15 Juli : Tokyo - Hakodate
- 16 Juli : Hakodate - Sapporo
- 17 Juli : Asahikawa - Biei- Furano
- 18 Juli : Sapporo - Hakodate
- 19 Juli : Hakkodate - Tokyo
- 20-21 Juli : Tokyo
- 22 Juli : Tokyo - Bangkok - Jakarta
- 23 Juli : Jakarta - Tarakan
Hitungan first trip, ini lumayan ngoyo sih menurut aku, hehehe.. awalnya sempat ragu pengen ke kota2 utama aja seperti Osaka, Kyoto n Tokyo, tapi waktu 2 minggu kayaknya memungkinkan, ya udah sih nekat sekali mendayung 2 3 4 5 6 7 8 pulau terlampaui hahaha..

 
4. Penginapan/ Hostel
Kemudian setelah itinerary fixed, lanjut ke tahap berikutnya yaitu booking hostel/ penginapan. Ada baiknya jika urusan penginapan/ hostel sudah beres sebelum menginjakkan kaki di Jepang, jadi gak buang2 waktu bawa koper kesana-kemari cari penginapan/ hostel. Untuk penginapan aku banyak menggunakan Booking.com, hampir semua hostel/ penginapan selama di Jepang aku pesan melalui Booking.com. Kriteria hotel yang aku pilih yang pasti sesuai dengan budget, dekat dengan transportasi umum, dan memiliki review yang baik. Hasil survey ke berbagai penginapan/ hostel yang tersedia di website2, akhirnya muncul lah nama-nama penginapan/ hostel dibawah ini:
- Osaka (10-12/07/17) : Hotel Zippang, dekat dengan St. Shin-Imamiya
- Kyoto (12-13/07/17) : APA Villa Hotel Kyoto Ekimae, dekat dengan St. Kyoto
- Kawaguchiko (13-14/07/17) : Koe House, dekat dengan St. Kawaguchiko
- Tokyo (14-15/07/17) : Sakura Hotel Nippori, dekat dengan St. Sendagi
- Hakodate (15-16/07/17) : -
- Sapporo (16-18/07/17) : Ten to Ten Sapporo Station, dekat dengan St. Sapporo
- Hakodate (18-19/07/17) : Oyado Aozora, dekat dengan St. Hakodate
- Tokyo (19-21/07/17) : Oak Hostel Sakura, dekat dengan St. Oshiage
Satu malam di Hakodate kami gak dapat penginapan/ hostel, semua penginapan/ hostel di website full booked pada hari itu, rencananya cari penginapan/ hostelnya go show aja nanti, bagaimana nasib kami semalam di Hakodate? akankah kami dapat penginapan/ hostel disana? nanti bakal aku update di post terpisah yess.. (to be continue hehehe)

5. JR Pass
Udah pada tau donk yaa gimana sistem trasportasi yang super canggih n cepat di Jepang, namun tidak cukup bersahabat di kantong, hehehe. Melihat banyaknya kota yang ingin aku singgahi sesuai itinerary di atas, sepertinya lebih menguntungkan jika membeli Japan Railway Pass (JR Pass). Seperti namanya, pass ini bisa digunakan untuk semua moda transportasi yang dikelolah oleh JR Group, baik kereta local, express sampai bullet train (shinkansen), bus, dan juga kapal ferry. 




JR Pass ini emang khusus diperuntukkan untuk foregners, belinya pun harus diluar Jepang (update terbaru sih udah bisa beli langsung di Jepang, tapi harganya lebih mahal). JR Pass ini aku pesan dua minggu sebelum keberangkatan di JAPANTRIPS, harga lebih murah, proses cepat (one day service), sellernya ramah, dan satu lagi "gak pake ribet!", recomended banget pokonya. JR Pass tersebut masih dalam bentuk voucher dan baru bisa ditukarkan setelah sampai di Jepang, informasi tempat penukarannya bisa klik disini.


6. Tukar Rupiah ke Yen
Setelah Point 1-5 udah beres, it means waktu sudah semakin dekat menuju Japan, hehee.. Berhubung money changer disini (read: Tarakan) cuma satu dan tidak menyediakan Yen, mau tidak mau tukar ke USD dulu. Untuk jaga2, aku jg menukarkan sedikit Yen di Bandara Soekarno Hatta, persiapan buat beli tiket kereta dll.

7. Keperluan Pribadi Lainnya
Selain keperluan2 diatas, ada beberapa keperluan lainnya yang gak kalah penting, seperti:
- Universal Travel Adopter
Benda satu ini wajib punya buat yang suka travelling ke luar negeri. *FYI: tipe steker setiap negara berbeda-beda guys.. gak mau donk ya gadget, kamera, dll. kehabisan daya n gak bisa nge-charge gara2 stekernya gak cocok.
- Kamera 
Ini tentatif sih, yang pasti jauh2 ke Jepang dan mungkin ini moment sekali seumur hidup *bukan horang kayaa hehehe, kudu banget mengabadikan setiap moment selama disana, so kamera perlu lah yaa.. HP yang kameranya udah resolusi tinggi jg OK sih.
- Obat-obatan
- Dll.

Well.. mungkin ini aja sedikit sharing persiapan sebelum menginjakkan kaki di Negeri Sakura (Japan), I hope you guys find it useful and let me know if you have something to ask on the comment section below. Happy traveling :) 

Untuk itinerary lengkapnya bisa download DISINI

Thursday, 8 June 2017

No title..


It's the 6th month and as you guys know that this is my very first post in 2017 *Sorry for the silence on my blog for a while. I have no idea what I'm gonna tell, but lemme talk randomly here xoxoo..  First, I will go back to 2016 where there was many stories and priceless experience have passed, happiness, sadness, we love, we fight, we lose and everything. That's life, right?

It was a hard thing to swallow. In early 2016 my older sister leaves us forever. She passed away after almost two years fight for her illness. At that time there was no words to described the feelings of watched someone you love passed away right in front of you. It was heartbreaking, but as a Muslim we know that every soul will taste death (kullu nafsin dzaaiqatul maut [Qur'an surah Ali Imron: 185]), which means that we just wait for our turn by-the-way. We love her, but Allah SWT. loves her more.

People come and go in life. Once or twice I had 'not so serious' relationship with a man then we broke up *and I am single again hahaha. I don't know what was wrong. I just don't wanna push myself too hard  for something that actually I wasn't sure enough. It means that their part in the story of  my life was over. That's all.

Compared to last year, I didn't do much traveling in 2016. I went to Derawan several times and never get bored. There was no new places I visited this year. That's why I had no story to tell here and silent for a while on my blog. For all those things that happened in 2016, I think it wasn't the right time to do traveling, but I still have dream to travel the world, 'someday' insyaAllah.

Then, let's face 2017 with enthusiasm and optimistic, yaayyyy... (actually it's too late to say it hehee). I have many plan in early year. But, one of many things that I really wanna do is TRAVELING! Yeah, I have big plan for traveling this year and Japan is on my list. I wish I could make it happen, aamiin.

I don't know what's next. Just continue my routine, live simply, dream big, and be greatful. Keep fighting mhaaa!!!


Friday, 7 October 2016

Aji Mangku Cave, Maratua.




Banyak tempat menarik yang bisa kamu jelajahi jika sedang berada di Pulau Maratua, salah satunya adalah Goa Aji Mangku. Goa Aji Mangku terletak di Desa Payung-Payung, Pulau Maratua, Kepulauan Derawan. Sebelumnya aku juga sempat menulis pengalamanku saat berada di Desa Payung-Payung di post sebelumnya (disini). Ada dua alternatif yang dapat ditempuh untuk menemukan goa ini: pertama, jalan kaki dari Desa Payung-Payung kurang lebih 7 jam; atau kedua, dengan menggunakan speedboat, kemudian dilanjutkan dengan jalan kaki sekitar 5 menit menuju goa. 


Dari dua opsi tersebut, tentu kami memilih opsi kedua untuk sampai ke Goa Aji Mangku, selain menghemat energi juga efisiensi waktu perjalanan *lelah kalau harus jalan kaki 7 jam, bisa pecah betiss adek bang hahaha. Bareng teman-teman, aku memulai perjalanan dari dermaga di Desa Payung-Payung, salah satu yang perlu diperhatikan saat ingin melakukan perjalanan menggunakan speedboat adalah pasang-surut air laut, biasanya yang lebih mengetahui pasang-sutut air laut adalah penduduk sekitar, oleh karena ini kami juga membawa guide lokal, selain sebagai penunjuk jalan, juga untuk mengetahui kondisi tempat yang ingin kami tuju.







Setelah speedboat menepi, kami melanjutkan jalan kaki melewati hutan, aku saranin pakai alas kaki (sendal gunung atau gak sepatu) biar kakinya gak luka, soalnya jalan menuju Goa Aji Mangku bayak duri, ranting kayu, dan juga karang. Walau jarak antara pinggir pantai dengan goa gak terlalu jauh, usahakan jangan sampai terpisah dari rombongan, ntar nyasar kemana-mana.




Bayangan sebelum sampai di Goa Aji Mangku, aku ngiranya seperti goa-goa lain, masuk mulut goa, gelap, jalannya mesti nunduk-nunduk, ternyata gak. Aku lihatnya malah seperti kolam alami aja sih, gak terlalu luas, tapi airnya biru banget, jernihhh, guide-nya menjelaskan bahwa kolam ini dalam banget, barang-barang yang jatuh gak bakal bisa di ambil kembali, kecuali ada yang diving, jadi alat snorekeling, kamera, dll. harus benar-benar dijaga. Konon air di kolam ini berasal dari air laut, jd tembus kelaut gitu dibawah, airnya dingin banget.


Biasanya yang berani dan bisa berenang langsung loncat, tapi yang baru belajar berenang kayak aku jangan coba-coba deh, ntar gak timbul lagi, mending lewat jalan samping aja pake pelampung, hehee..


Kira-kira 30 menit berenangan main air di Goa Aji Mangku, karena semua merasa kedinginan, akhirnya kami memutuskan untuk naik dan kembali ke speedboat melanjutkan perjalanan. Dengan berakhirnya acara berenangan main air berarti berakhir pula cerita jalan-jalan kami di Goa Aji Mangku. Semoga tulisan yang gak seberapa OK ini *hehee bisa memberi sedikit informasi tentang salah satu objek wisata yang ada di Pulau Maratua.


And please don't hesitate to leave a comment below if you have any questions. Thank you for reading :)

Friday, 30 September 2016

Tolak Bala Ceremony at Payung-Payung Village, Maratua.


Kesibukan masyarakat Desa Payung-Payung pagi hari ini terlihat berbeda dari hari-hari sebelumnya. Pagi sekali aktivitas ibu-ibu di dapur sudah terdengar ramai, hal ini tentu mengundang rasa penasaran kami, seorang ibu kemudian menjelaskan bahwa mereka sedang mempersiapkan sajian untuk dibawa sebagai bekal untuk penyelenggaraan Upacara Tolak Bala yang akan dilaksanakan pada pagi hari ini. 

Upacara Tolak Bala merupakan pegelaran atau perayaan yang dilakukan setahun sekali oleh masyarakat Suku Bajau, di Desa Payung-Payung, Maratua. Dari beberapa orang yang saya jumpai, mereka menjelaskan bahwa upacara ini bertujuan untuk memohon perlindungan kepada Sang Pencipta (Allah, SWT.) agar terhindar dari hal-hal buruk (negatif) yang mungkin akan datang dikemudian hari, dan juga upacara ini sebagai bentuk rasa syukur mereka atas limpahan hasil laut (rezeki) yang dikaruniakan kepada masyarakat Desa Payung-Payung.

Masyarakat terlihat berbondong-bondong menuju satu tempat dengan membawa bekal mereka masing-masing. Tentu kami juga tidak ingin melewatkan moment setahun sekali ini, dengan berjalan kaki kami pun ikut menuju tempat dilaksanakannya Upacara Tolak Bala.


Sampailah kami di tempat dimana akan dilaksanakannya Upacara Tolak Bala, terlihat masyarakat mulai ramai berdatangan dan berkumpul di pinggir pantai, mereka datang dari berbagai kalangan, mulai dari anak-anak, remaja, hingga orang tua. Sesaat setelah kepala adat setempat tiba, mereka kemudian berjalan menuju sebuah titik yang berada di bibir pantai.


Karena tidak ingin berbasah-basahan, aku hanya mengamati dari kejauhuan jalannya prosesi Upacara Tolak Bala tersebut. Mereka terlihat membentuk sebuah lingkaran besar, seseorang terlihat khusyu membaca doa, setelah doa selesai dibacakan, kemudian orang tersebut memercikkan air kesetiap orang dengan berjalan mengelilingi lingkaran. Seketika suasana menjadi ramai, mereka saling siram-menyiram satu sama lain. Kepercayaan masyarakan setempat, hal tersebut dilakukan untuk membersihkan diri dari segala hal-hal negatif yang ada dalam diri mereka atau biasa mereka sebut dengan istilah 'buang sial'.


Selelah selesai bermain air (mandi-mandi), mereka kemudian berkumpul kembali di pinggir pantai. Bekal yang sedari awal mereka siapkan dikumpulkan menjadi satu, kemudian mereka melakukan doa bersama, terlihat seseorang memimpin doa. Setelah doa bersama selesai, makanan-makanan tersebut dibagikan kepada setiap orang yang hadir dalam upacara.


Dengan berakhirnya rangkaian doa yang dilanjutkan dengan menyantap bekal bersama, berakhir pula prosesi Upacara Tolak Bala yang merupakan salah satu tradisi yang dilakukan oleh masyarakat Suku Bajau di Desa Payung-Payung. Upacara Tolak Bala ini juga menunjukan keanekaragaman adat istiadat yang ada di negeri kita tercinta, Indonesia. 

Thursday, 29 September 2016

Payung-Payung Village, Maratua.


Mendengar nama Pulau Maratua pasti sudah tidak asing lagi di telinga, mengingat pulau ini sangat terkenal dengan panorama alamnya yang sangat indah, keanekaragaman dan kekayaan bawah laut yang melimpah, serta kealamian yang masih sangat terjaga. Seriously, that's fantastic place you have to visit.
Pada umumnya jika mengunjungi Pulau Maratua orang akan terhenti di Paradise Resort, namun beberapa waktu lalu aku dan teman-teman mengunjungi bagian lain di Pulau Maratua, yaitu sebuah desa bernama Desa Payung-Payung. Tentu nama desa ini terdengar sangat asing, mengingat sangat jarang wisatawan yang datang mengunjungi desa ini, namun ternyata kearifan lokal masyarakat Suku Bajau masih sangat kental di Desa Payung-Payung.


Perjalanan kami mulai dari Pelabuhan Tengkayu Tarakan, tiga jam lamanya kami menembus lautan untuk sampai di Pulau Derawan. Yahh, walau tujuan kami ke Pulau Maratua, kami juga harus singgah ke Pulau Derawan terlebih dahulu untuk menyewa peralatan snorekeling dan perlengkapan lain yang tidak tersedia di Desa Payung-Payung.

Kurang lebih 1 jam perjalanan dari Pulau Derawan hingga akhirnya kami sampai di Desa Payung-Payung. Kami berhenti di dermaga yang jembatannya lumayan panjang banget, sehingga kami masih harus berjalan kaki menuju guest house yang berada tepat di depan dermaga. Sepanjang perjalanan melewati jembatan kami banyak menjumpai penyu yang hidup bebas di pulau ini, mulai dari penyu yang berukuran kecil, sedang hingga besar. Penyu-penyu tersebut seolah sangat dekat dan hidup berdampingan dengan masyarakat sekitar, sehingga habitat penyu-penyu tersebut masih sangat terjaga di Desa Payung-Payung.




Based on wikipedia.org., Pulau Maratua memiliki luas 2375,7 ha. sangat luas bila dibandingkan dengan Pulau Derawan yang hanya memiliki luas 44,6 ha. Fasilitas umum seperti puskesmas, sekolah, mesjid, dll. cukup memadai di pulau ini. Selain itu bandara juga sedang dalam proses pembangunan, tentu hal ini sangat memudahkan akses transportasi wisatawan yang ingin berkunjung ke Pulau Maratua nantinya.




Suasana pagi hari dengan pemandangan pantai, serta bau laut yang khas membuatku merasa senang berada di Desa Payung-Payung, selain itu keramahan penduduk lokal juga membuat kami seperti menemukan keluarga baru. Kami sungguh sangat menikmati suasana Desa Payung-Payung selama berada beberapa hari disana. Namun, ada beberapa hal yang perlu menjadi catatan untuk dilakukan perbaikan seperti ketersediaan listrik dan jaringan provider. Jadi, kalau sudah tengah malam biasanya listrik mati, ya udah deh kipas-kipas sepanjang malam, and FYI lagi nih yaa, saat malam pun suhu disana berasa panas banget, entah apa waktu kesana emang pas lagi musim panas atau gimana, tapi panasnya benar-benar gak umum banget, heheee. Selain itu, jika ingin berkomunikasi dengan dunia luar, kami juga harus pergi ke ujung dermaga untuk mencari signal, kami sampai bela-belain bawa bantal ke dermaga biar bisa sekalian nyantai, gak ada yang kenal juga, cuek aja bawa bantal kemana-mana, hahahaa. 





Beruntung, pada saat berkunjung ke Desa Payung-Payung bertepatan dengan pegelaran upacara adat yang dilakukan setahun sekali oleh masyarakat Suku Bajau di Desa Payung-Payung, yaitu Upacara Tolak Bala. Untuk melihat lebih jelas bagaimana prosesinya, baca disini yaa..
Selain Desa Payung-Payung, ada beberapa tempat yang menjadi tujuan kami selama di Pulau Maratua, salah satunya adalah Goa Aji Mangku. Perjalanan menuju Goa Aji Mangku juga aku buat di post terpisah.

Sebenarnya masih banyak pulau-pulau lain di Kepulauan Derawan yang belum terjelajahi, seperti Bakungan, Nabuco, dll. Semoga dilain kesempatan aku dan teman-teman bisa berpetualang kesana *aamiin. Semoga tulisan dan foto-foto diatas juga dapat memberikan sedikit gambaran tentang suasana Desa Payung-Payung dan membuat kalian ingin berkunjung kesana, heheee.. 

Please don't hesitate to leave a comment below if you have any questions. Thank you for reading :)