Ini lanjutan short holiday aku di Lombok n Bali, kalau mau liat previous post-nya click link ini ya >> Short Holiday: LOMBOK - BALI (On Our Way to Lombok) *kalau mau loh ya hehe..
Surprise aja pagi2
bangun buka jendela liat pemandangan luar cantik banget, karena nyampe
hotel kemaren udah gelap, paginya baru keliatan deh the real face of
Senggigi Beach. Jam 06.00a.m aku udah siap, semangat 45 banget
pokoknya, apalagi suara ombak terdengar memanggil-manggil dari semalam
*lebay hihiii..
Setelah itu kami langsung menuju pantai, eh baru keluar dikit ada bapak2 nawarin dagangan, alih2 buat penglaris kami di kasih murah *katanya. Karena mikirnya di Lombok gak lama, takut gak sempat beli oleh2, ya udah deh belanja lumayan banyak.
Jalan2 santai di bibir
Pantai Senggigi sembari bermain air sangat menyenangkan. Cuaca lagi
bersahabat, udara paginya juga segar banget, dari kejauhan terlihat
samar Mt. Rinjani.
Banyak perahu nelayan masih terparkir rapi, beberapa nelayan baru bersiap-siap untuk melaut.
Setelah puas berjalan-jalan disekitar pantai, kami pun kembali ke hotel untuk bersantai sejenak di pinggir kolam renang menikmati suasana pagi itu, ahhh sampai gak bisa berkata-kata, perfect morning banget..
Mt. Rinjani |
Banyak perahu nelayan masih terparkir rapi, beberapa nelayan baru bersiap-siap untuk melaut.
Setelah puas berjalan-jalan disekitar pantai, kami pun kembali ke hotel untuk bersantai sejenak di pinggir kolam renang menikmati suasana pagi itu, ahhh sampai gak bisa berkata-kata, perfect morning banget..
Setelah breakfast,
kami kembali ke kamar untuk packing barang, then check-out from The
Sentosa Villas & Resort, masih pengen berlama-lama sebenarnya
disini, tapi masih banyak tempat yang pengen kami kunjungi dengan waktu
yang gak seberapa ini.
Selanjutnya tujuan kami adalah Gili Trawangan, yuhuuu capsusss yukkk...
Perjalanan menuju Gili Trawangan melewati bukit-bukit, sepanjang jalan
pemandangannya ajibbb, cantik banget perpaduan pepohonan dan hamparan
laut yang terlihat exotic dari ketinggian.
Sayang donk ya kalau gak singgah, di jalan udah gak sabar aja pengen singgah, tapi Pak Supir lebih tau spot mana yang paling cantik. Akhirnya kami berhenti di jalan yang dari ketinggian terlihat tiga pulau cantik itu, Gili Air, Gili Meno, dan Gili Trawangan. Subhanallah, we should be greatful of what Allah SWT. has given to us, to this country, Indonesia.
One of the best spot to see the three Gili. |
Sayang donk ya kalau gak singgah, di jalan udah gak sabar aja pengen singgah, tapi Pak Supir lebih tau spot mana yang paling cantik. Akhirnya kami berhenti di jalan yang dari ketinggian terlihat tiga pulau cantik itu, Gili Air, Gili Meno, dan Gili Trawangan. Subhanallah, we should be greatful of what Allah SWT. has given to us, to this country, Indonesia.
Setelah puas menikmati pemandangan dari atas bukit, kami kembali
melanjutkan perjalanan menuju Pelabuhan Bangsal, then Gili Trawangan, of
course. Saat memasuki area Pelabuhan Bangsal mobil kami di hadang oleh
petugas, ternyata mobil hanya boleh mengantar sampai depan saja dan kami
bisa melanjutkan ke Pelabuhan Bangsal menggunakan cidimo, salah satu
angkutan khas Lombok (mirip andong, beda di ban doank). Namun, setelah
Pak Supir bernegosiasi dengan petugas tersebut, akhirnya kami
dipersilahkan melanjutkan perjalanan dengan membayar IDR 20.000 terlebih
dahulu.
Sesaat setelah sampai di Pelabuhan Bangsal kami segera ke loket untuk membeli tiket. Harga tiket kapal reguler IDR 15.000 + retribusi IDR 2.000/ orang. Oo ya, kalau pengen lebih private bisa naik fast boat, gak perlu desak-desakan, tarifnya IDR 500.000 untuk sekali jalan dengan kapasitas 12 orang.
Ticket office at Bangsal Port. |
Sesaat setelah sampai di Pelabuhan Bangsal kami segera ke loket untuk membeli tiket. Harga tiket kapal reguler IDR 15.000 + retribusi IDR 2.000/ orang. Oo ya, kalau pengen lebih private bisa naik fast boat, gak perlu desak-desakan, tarifnya IDR 500.000 untuk sekali jalan dengan kapasitas 12 orang.
Regular Boat |
Guess, who is the girl behind the blue hat? Hehe.. |
Hingga
tanpa terasa kurang lebih 30 menit di atas kapal dan akhirnya kami
sampai di Gili Trawangan. Ada huruf berjejer membentuk kata T R A W A N G
A N menyambut kami.
Di Gili mondar-mandir
berdua bareng Mbak Nur, sebenarnya Mbak Nur pengen banget snorkeling, tp
akunya gak mau hehee..Yaudah jalan kaki aja menyusuri perkampungan,
mana waktu itu pas lagi panas2nya Gili Trawangan, the sun just like five
fingers on my head. Untung udah pake sunblock anti badai hahaaa...
Somehow when I was at Gili Trawangan I felt like I was at English
Village (PARE). Perhaps, it was because I saw people rode bicycle and
talked english everywhere just like people commonly did in Pare. Bedanya
yang cas-cis-cus ngomong english di Pare biasanya orang yang lagi kursus
and practice their english skill, kalau di Gili Trawangan emang real
bule (foreigners) who came from the outside of Indonesia. Yaa gitu deh
isinya banyak turis-turis asing yang datang dari berbagai negara,
makanya jangan heran kalau kamu merasa asing di negeri sendiri bila
berada di Gili Trawangan.
Keasikan jalan, gak sadar udah jauh banget ternyata kaki ini melangkah,
mikir kembalinya gimana, udah capek banget hahahaa.. mana cidimo yang
lewat gak ada yang ke arah jalan balik, lagian kalau pun ada udah ada
tuannya semua. Untungnya ada cidimo khusus buat angkut barang (gak tau
namanya), ya emang cidimo sih, tapi ini gak ada atapnya, karena emang
didesign buat angkut barang or material bahan bangunan doank, biasanya
kalau ke arah balik udah gak ada muatan barang. Kemudian keluarlah jurus
MELAS, ngehadang di tengah jalan then directly said "pak boleh ikut
kesana gak?" *sambilnunjuk and he kindly answer "iya boleh mbak,
silahkan". Alhamdulillah baik banget bapaknya, kayak nemu mata air *upss
nemu onta di tengah padang pasir hahaaa..
Ya udah deh jarang-jarang kan naik beginian, cuek aja wefie sepanjang jalan, bodo amat gak ada yang kenal juga hahahaa..
Akhirnya kembali lagi ke tempat semula, tapi entah kenapa kami masih
penasaran untuk meng-explore Gili Trawangan. Karena untuk jalan kaki
udah gak mungkin, kali ini kami memutuskan untuk sewa cidimo mengeliling
Gili Trawangan, biar bisa santai tralala gitu, hehee..
Tarif sekali
putaran IDR 150.000 *udah sih dari tadi gak usah kayak orang susah aja,
mikir banget mau ngeluarin duit, hahaha *at least kami udah merasakan
naik 2 jenis cidimo di Gili Trawangan :p
Setelah puas menikmati keindahan Gili Trawangan, merasakan naik 2 jenis
cidimo, selfie, wefie, dan sepertinya stock foto juga udah cukup. It's
time to say goodbye, berharap banget ada yang nahan, tapi
sayangnya gak ada yang peduli *drama :D
Pak Kusir and his Cidimo |
Cidimo and Its Pretty Kusir hehee.. |
Well, kembali lagi ke Pelabuhan Bangsal, Pak Supir udah ready to go, yukkkk mari kita cusss.. Ditengah perjalanan kami singgah di salah satu rumah makan, gak ada menu spesial yang perlu dibahas, emang random aja sih milih rumah makannya.
Setelah makan, kami memutuskan untuk mencari oleh-oleh *uupss
Karena hari sudah mulai gelap, kami memuskan mencari hotel di sekitar Pantai Kuta. Perjalanan lumayan jauh, sepi pula sepanjang jalan, masih minim lampu jalan menuju Pantai Kuta. Apesnya pas udah di sekitar Pantai Kuta, listrik disana mati, ehh hotel yang direkomendasikan Pak Supir malah nyalain lilin doank, alasannya genset lagi rusak, hihihi romantis banget deh ni hotel. Akhirnya cari hotel lain, eh yang ini malah kitanya gak suka sama kamarnya, Pak Supir kayaknya udah mehabisan ide, dan menyarankan ke hotel Aerotel Tastura, yups hotel yang romantis itu, hehee.. Hotelnya berhadapan langsung dengan Pantai Kuta, nyebrang jalan doank udah nemu pantai.
Masuk kamar segera deh mandi, bersih2, ganti baju tidur, niatnya emang langsung tidur. Tiba-tiba Mbak Nur ngajak keluar cari dokter praktek, kayaknya batuk Mbak Nur semakin parah. Yaudah deh, males ganti baju lagi, alhasil pake baju tidur trus jaketan doank. Sama pihak hotel dipinjamin motor, kata orang hotelnya disekitar sini ada medical center, dalam bayangan kalau nyebutnya medical center itu udah agak bagus lah ya kliniknya.
Di jalan agak horor sih, abis semakin kesini kok makin sepi aja ni jalan, lebih tepatnya kayak jalan di desa, gelap, rumah jarang, suara jangkrik saut-sautan, sempat mau putar balik, tapi akhirnya nemu juga. Sempat yakin gak yakin kalau itu tempatnya, jauh diluar bayangan, tapi betul aja sih MEDICAL CENTER = PUSKESMAS hehee.. Pas masuk kami kebingungan di dalam ruangan cuma ada dua ibu-ibu lagi baring di infus, kata ibu itu "panggil aja mbak!". Nah loh bingung mau panggil apa dan siapa, Dokter? Suster? Mas? Mbak? Hahaha..
Tiba-tiba dari balik tirai keluar dua pemuda, benar-benar gak berasa suasana puskesmas sih, nyantai aja gitu. Salah satu masnya menanyakan keluhan, sembari mas yang satu lagi mulai check tensi mbak nur. Setelah itu salah satu dari mereka membuka lemari yang berada di samping meja, kemudian terdengar suara kalau masnya lagi takarin obat buat mbak nur, hihihi.. Kami pun pamitan pulang setelah membayar 20 rebu. Sepertinya fasilitas kesehatan disini masih minim banget ya..
Padahal lagi sakit, bukannya langsung balik hotel, mbak nur ngajak ngopi di pinggir pantai ckckck *bandel ya.. Kalau aku mah di ajak kemana aja ayukkk *uppss
Kebetulan di pinggir Pantai Kuta rame turis asing yang lagi night party, untuk menghilangkan rasa penasaran, mampirlah kami kesitu. Agak risih sebenarnya datang ke tempat seperti itu, apalagi dengan kostum yang gak OK ini *abaikan, ditambah dengar musik yang berisik banget, malah jadi pusing sebenarnya *maklum anak kampung hihihii..
Kami memilih warung disebelah kiri tempat bule-bule itu berkumpul, lucunya dengan polos kami duduk dan pesan KOPI ANGET! Dengan senyum-senyum *ngolok masnya bilang "maaf, disini gak nyediain kopi mbak", trus ada minuman apa aja? W/sky, Vodc*, Beer Bint*ng, dll. Whaaattt?
Kami pun pindah tempat ke warung sebelah kanan, sepintas kami melihat bule-bule itu sedang asik bernyanyi-nyanyi, minum, ngerokok dan yang buat miris, ternyata disana juga ada anak kecil berlalu-lalang, entah mereka jadi pelayan, atau ikut-ikutan doank, aku juga gak tau persis, tapi menurutku tempat itu gak cocok untuk anak seusia mereka.
Di warung sebelah untungnya jual kopi, walau yang ada cuma kopi hitam tokk. Gak berapa lama bersantai sambil menikmati suasana Pantai Kuta di malam hari, seseorang menghampiri kami. Dia memperkenalkan diri sebagai seorang tour guide dari G-Advanture (salah satu travel agent ternama dari Canada), Mas Hans namanya. Kebetulan tamunya lagi party di warung sebelah, jd bisa bebas tugas sejenak. Mas Hans bercerita banyak tentang Lombok, objek wisata di Indonesia, sampai karakter client yang datang dari berbagai negara. Kesempatan deh kami nanya macem-macem, lumayan dapat banyak informasi buat bekal di jalan nanti, hehe.. Setelah panjang lebar bercerita seputar tempat wisata di Lombok, Mas Hans membuat kesimpulan "dikatakan ke Lombok itu kalau sudah ke Senggigi, Gili Trawangan, n Kuta". Excuse me, could you repeat the statement once again, Sir? It means we have been in Lombok, right? Yeayyyyy hahahaa.. Keasikan ngobrol, gak kerasa waktu menunjukkan pukul 00.00 wita. Sebenarnya asikk banget ngobrol dengan Mas Hans, sayang udah malem banget, kami juga harus istirahat untuk melanjutkan petualangan besok. By the way, nice to met you, Mr. Hans :)
To be continue...
0 comments:
Post a Comment