Wednesday, 8 April 2015

Short Holiday: LOMBOK - BALI (Last Day In Lombok)



NO!!!!! Kita kesiangaannnnnn... Bangun2 udah terang aja matahari, liat jam udah jam 7. Padahal udah rencanain dari semalam pengen ke Tanjung Aan. Huuaaaaaaa gak jadi deh. *nangis
Sayang banget gak sempat ke Tanjung Aan, padahal dari hotel kesana sekitar 10 menitan doank *hikss.
Karena hari ini sebagian dari rombongan harus balik ke Tarakan dan mereka ikut flight jam 11a.m, jadi sekitar jam 9-an kami sudah minta supir untuk jemput then cuss to airport.

Setelah rapi dan packing barang juga udah selesai, sembari menunggu jemputan aku dan mbak nur jalan-jalan ke Pantai Kuta (lagi), baru keliatan deh pasirnya yang besar-besar seperti biji merica itu.


FYI: Pantai Kuta dan Tanjung Aan terkenal dengan kekhasan pasir pantainya yang besar seperti biji merica.


Di Pantai Kuta kami kurang menikmati suasana karena kehadiran anak-anak yang menawarkan barang dagangan berupa aksesoris khas Lombok kepada kami, namun mereka cenderung memaksa. Ya udah deh kemana-mana dibuntutin, padahal udah beli malah semakin banyak yang ngekor, risih banget deh *seriusss. Gak tega sebenarnya, tapi mau gimana lagi, mereka banyak banget, akhirnya kita lariiiiiii hahahaa...

Gak lama nunggu akhirnya supir datang menjemput, benar2 numpang tidur doank disini ckckckc..
Perjalanan menuju bandara melewati Desa Sade yang didiami oleh salah satu suku asli khas Lombok, yaitu Suku Sasak. Di jalan agak dilema sih antara mampir apa gak ke Desa Sade, mengingat waktu yang mepet banget gett ini.
Akhirnya kita sepakat 15 menit untuk mampir ke Desa Sade. Seriuss ini liburan gak menikmati moment banget, serba kilat hahaa..

Sesampainya di gerbang masuk Desa Sade kami disambut dengan beberapa orang yang menawarkan jasa sebagai guide selama mengelilingi desa. Selanjutnya kami dipersilakan mengisi buku tamu dan memberi sumbangan seikhlasnya. Setidaknya namaku ada di buku tamu mengunjungi Desa Sade *yeayyyy :D
Rumah-rumah di Desa Sade terlihat cukup sederhana namun tertata dengan rapi. Pada tiap rumah hanya memiliki satu buah pintu yang berukuran kecil, kurang lebih 1 meter. Salah satu keunikan rumah di Desa Sade adalah lantai rumah yang dilumuri dengan kotoran sapi. Jadi ingat dulu pernah nonton Etnic Runway TransTV edisi di Lombok, guest-nya disuruh ngelumuri rumah pake kotoran sapi, ehh akhirnya aku nyampe sini juga *hehee.


Untungnya saat kami berkunjung lantai rumah dalam keaadaan kering, jadi aroma kotoran tersebut tidak tercium. Pas nginjak lantainya agak dingin2 gimana gitu, tapi berasa nginjak semen aja sih.


Ditengah desa terdapat tempat lumbung padi yang juga digunakan sebagai tempat penyimpanan hasil panen. Tempat lumbung padi ini terlihat unik karena dibuat menonjol dari rumah2 tempat tinggal di Desa Sade.


Guide yang mamandu kami menjelaskan bahwa wanita yang belum menikah tidak dapat memasuki tempat lumbung padi tersebut *balikkananbubar hahaa..
Karena buru-buru pengen menyusuri semua tempat dengan waktu yang ala kadarnya jadi gak sempat nanya alasannya. Kalau ada yang tau comment below this ya hehee...

Kemudian sampai disalah satu tempat menenun kain. Aktivitas kaum wanita di Desa Sade pada umumnya menenun.

Ada aturan yang mewajibkan wanita di Desa Sade harus bisa menenun kain sebelum menikah. Lagi-lagi aturan buat wanita, tadi gak boleh masuk tempat lumbung padi kalau belum menikah, sekarang wanita yang mau nikah harus bisa nenun du;u, hihihi.

Kami pun mendapat kesempatan untuk mempraktekkan secara langsung cara menenun kain.

Sebenarnya belajarnya juga ala2 sih, selebihnya untuk kebutuhan narsis aja hahahaa..

Kain hasil tenunan tersebut kemudian dipajang di depan rumah dengan motif yang bervariasi. Jika tertarik, anda dapat membelinya secara langsung. Selain kain juga banyak aksesoris2 lain yang dijual seperti gelang, mutiara, bebatuan, dll.



And finally, time's up! Kita udah langsung buru2 ke bandara. Alhamdulillah waktunya pas, mereka pun terbang menuju Tarakan. *byebye :p

Kemudian bagaimana nasibku dan mbak nur selanjutnya? Yang pasti aku harus ke Bali karena tiket pulangku ikut rute Bali-Tarakan. Mulai deh kita hitung-hitungan cost ke Bali, antara naik pesawat atau kapal ferry. Sempat survey beberapa maskapai tujuan Bali ternyata udah pada full semua, kalau pun ada berangkatnya sore. Daripada kering di bandara, mau kemana-mana juga jauh, sepertinya naik kapal ferry adalah pilihan terbaik, estimasi tiba di Balinya juga sama aja kalau kami naik pesawat sore. Akhirnya kami diantar menuju Pelabuhan Lembar. Bagaimana cerita selanjutnya? Perjalanan Lombok - Bali akan aku share terpisah ya.. 


To be continue...
Short Holiday: Lombok - Bali (On Our Way to Bali by Ferry)


Sunday, 5 April 2015

Short Holiday: LOMBOK - BALI (3IN1: Three Beaches In One Day)


Ini lanjutan short holiday aku di Lombok n Bali, kalau mau liat previous post-nya click link ini ya >> Short Holiday: LOMBOK - BALI (On Our Way to Lombok) *kalau mau loh ya hehe..


Surprise aja pagi2 bangun buka jendela liat pemandangan luar cantik banget, karena nyampe hotel kemaren udah gelap, paginya baru keliatan deh the real face of Senggigi Beach. Jam 06.00a.m aku udah siap, semangat 45 banget pokoknya, apalagi suara ombak terdengar memanggil-manggil dari semalam *lebay hihiii..

Setelah itu kami langsung menuju pantai, eh baru keluar dikit ada bapak2 nawarin dagangan, alih2 buat penglaris kami di kasih murah *katanya. Karena mikirnya di Lombok gak lama, takut gak sempat beli oleh2,  ya udah deh belanja lumayan banyak. //Sampai rumah nyesal, ternyata sample sama aslinya beda, salahku juga sih gak nge-check dulu, jd sebelll sama bapak itu// *abaikan.


Jalan2 santai di bibir Pantai Senggigi sembari bermain air sangat menyenangkan. Cuaca lagi bersahabat, udara paginya juga segar banget, dari kejauhan terlihat samar Mt. Rinjani.

Mt. Rinjani

Banyak perahu nelayan masih terparkir rapi, beberapa nelayan baru bersiap-siap untuk melaut.

Setelah puas berjalan-jalan disekitar pantai, kami pun kembali ke hotel untuk bersantai sejenak di pinggir kolam renang menikmati suasana pagi itu, ahhh sampai gak bisa berkata-kata, perfect morning banget..
The view of Senggigi Beach from Sentosa Villas & Resort

Wefie with Mbak Nur :p

Setelah breakfast, kami kembali ke kamar untuk packing barang, then check-out from The Sentosa Villas & Resort, masih pengen berlama-lama sebenarnya disini, tapi masih banyak tempat yang pengen kami kunjungi dengan waktu yang gak seberapa ini.

Selanjutnya tujuan kami adalah Gili Trawangan, yuhuuu capsusss yukkk...
Perjalanan menuju Gili Trawangan melewati bukit-bukit, sepanjang jalan pemandangannya ajibbb, cantik banget perpaduan pepohonan dan hamparan laut yang terlihat exotic dari ketinggian.

One of the best spot to see the three Gili.

Sayang donk ya kalau gak singgah, di jalan udah gak sabar aja pengen singgah, tapi Pak Supir lebih tau spot mana yang paling cantik. Akhirnya kami berhenti di jalan yang dari ketinggian terlihat tiga pulau cantik itu, Gili Air, Gili Meno, dan Gili Trawangan. Subhanallah, we should be greatful of what Allah SWT. has given to us, to this country, Indonesia. 

Setelah puas menikmati pemandangan dari atas bukit, kami kembali melanjutkan perjalanan menuju Pelabuhan Bangsal, then Gili Trawangan, of course. Saat memasuki area Pelabuhan Bangsal mobil kami di hadang oleh petugas, ternyata mobil hanya boleh mengantar sampai depan saja dan kami bisa melanjutkan ke Pelabuhan Bangsal menggunakan cidimo, salah satu angkutan khas Lombok (mirip andong, beda di ban doank). Namun, setelah Pak Supir bernegosiasi dengan petugas tersebut, akhirnya kami dipersilahkan melanjutkan perjalanan dengan membayar IDR 20.000 terlebih dahulu.

Ticket office at Bangsal Port.

Sesaat setelah sampai di Pelabuhan Bangsal kami segera ke loket untuk membeli tiket. Harga tiket kapal reguler IDR 15.000 + retribusi IDR 2.000/ orang. Oo ya, kalau pengen lebih private bisa naik fast boat, gak perlu desak-desakan, tarifnya IDR 500.000 untuk sekali jalan dengan kapasitas 12 orang.

Regular Boat
Guess, who is the girl behind the blue hat? Hehe..
Namanya juga kapal reguler, penumpangnya banyak banget, belum lagi barang bawaannya juga banyak, segala logistik, sayur mayur, dll., untung waktu itu gak ada yang bawa hewan ternak, hehee.. tapi suasana begini malah asikk sih, ada cerita tersendiri buatku, apalagi bisa sekalian berinteraksi dengan penduduk lokal. Harus bangga donk ya negeri ini mempunyai beragam bahasa, suku, budaya, yang tiap daerah mempunyai keunikan tersendiri, sayang aja banyak yang gak sadar kalau Indonesia itu sebenarnya KAYA.

Hingga tanpa terasa kurang lebih 30 menit di atas kapal dan akhirnya kami sampai di Gili Trawangan. Ada huruf berjejer membentuk kata T R A W A N G A N menyambut kami.
Barefoot at Gili Trawamgan :p
Di Gili mondar-mandir berdua bareng Mbak Nur, sebenarnya Mbak Nur pengen banget snorkeling, tp akunya gak mau hehee..Yaudah jalan kaki aja menyusuri perkampungan, mana waktu itu pas lagi panas2nya Gili Trawangan, the sun just like five fingers on my head. Untung udah pake sunblock anti badai hahaaa...


Somehow when I was at Gili Trawangan I felt like I was at English Village (PARE).  Perhaps, it was because I saw people rode bicycle and talked english everywhere just like people commonly did in Pare. Bedanya yang cas-cis-cus ngomong english di Pare biasanya orang yang lagi kursus and practice their english skill, kalau di Gili Trawangan emang real bule (foreigners) who came from the outside of Indonesia. Yaa gitu deh isinya banyak turis-turis asing yang datang dari berbagai negara, makanya jangan heran kalau kamu merasa asing di negeri sendiri bila berada di Gili Trawangan.

The Village of Gili Trawangan

Keasikan jalan, gak sadar udah jauh  banget ternyata kaki ini melangkah, mikir kembalinya gimana, udah capek banget hahahaa.. mana cidimo yang lewat gak ada yang ke arah jalan balik, lagian kalau pun ada udah ada tuannya semua. Untungnya ada cidimo khusus buat angkut barang (gak tau namanya), ya emang cidimo sih, tapi ini gak ada atapnya, karena emang didesign buat angkut barang or material bahan bangunan doank, biasanya kalau ke arah balik udah gak ada muatan barang. Kemudian keluarlah jurus MELAS, ngehadang di tengah jalan then directly said "pak boleh ikut kesana gak?" *sambilnunjuk and he kindly answer "iya boleh mbak, silahkan". Alhamdulillah baik banget bapaknya, kayak nemu mata air *upss nemu onta di tengah padang pasir hahaaa..

Ya udah deh jarang-jarang kan naik beginian, cuek aja wefie sepanjang jalan, bodo amat gak ada yang kenal juga hahahaa..
Akhirnya kembali lagi ke tempat semula, tapi entah kenapa kami masih penasaran untuk meng-explore Gili Trawangan. Karena untuk jalan kaki udah gak mungkin, kali ini kami memutuskan untuk sewa cidimo mengeliling Gili Trawangan, biar bisa santai tralala gitu, hehee..

Pak Kusir and his Cidimo
Tarif sekali putaran IDR 150.000 *udah sih dari tadi gak usah kayak orang susah aja, mikir banget mau ngeluarin duit, hahaha *at least kami udah merasakan naik 2 jenis cidimo di Gili Trawangan :p

Cidimo and Its Pretty Kusir hehee..
Setelah puas menikmati keindahan Gili Trawangan, merasakan naik 2 jenis cidimo, selfie, wefie, dan sepertinya stock foto juga udah cukup. It's time to say goodbye, berharap banget ada yang nahan, tapi sayangnya gak ada yang peduli  *drama :D

Well, kembali lagi ke Pelabuhan Bangsal, Pak Supir udah ready to go, yukkkk mari kita cusss.. Ditengah perjalanan kami singgah di salah satu rumah makan, gak ada menu spesial yang perlu dibahas, emang random aja sih milih rumah makannya.

Setelah makan, kami memutuskan untuk mencari oleh-oleh *uupss padahal pagi tadi udah beli duluan. Ada 3 tempat toko yang kami singgahi: 1. GANDRUNG, disini khusus menjual baju, pernak-pernik, souvenirs khas Lombok; 2. TOKO MUTIARA, yang pastinya jual beraneka macam, bentuk mutiara donk ya; dan 3. PALAM PERDANA: disini jual aneka jenis makanan khas Lombok. Ok, completed! Lengkap deh oleh-oleh di tas belanjaan kita, pulang2 dompet udah tipis aja hahaha..

Karena hari sudah mulai gelap, kami memuskan mencari hotel di sekitar Pantai Kuta. Perjalanan lumayan jauh, sepi pula sepanjang jalan, masih minim lampu jalan menuju Pantai Kuta. Apesnya pas udah di sekitar Pantai Kuta, listrik disana mati, ehh hotel yang direkomendasikan Pak Supir malah nyalain lilin doank, alasannya genset lagi rusak, hihihi romantis banget deh ni hotel. Akhirnya cari hotel lain, eh yang ini malah kitanya gak suka sama kamarnya, Pak Supir kayaknya udah mehabisan ide, dan menyarankan ke hotel Aerotel Tastura, yups hotel yang romantis itu, hehee..  Hotelnya berhadapan langsung dengan Pantai Kuta, nyebrang jalan doank udah nemu pantai.

Masuk kamar segera deh mandi, bersih2, ganti baju tidur, niatnya emang langsung tidur. Tiba-tiba Mbak Nur ngajak keluar cari dokter praktek, kayaknya batuk Mbak Nur semakin parah. Yaudah deh, males ganti baju lagi, alhasil pake baju tidur trus jaketan doank. Sama pihak hotel dipinjamin motor, kata orang hotelnya disekitar sini ada medical center, dalam bayangan kalau nyebutnya medical center itu udah agak bagus lah ya kliniknya.

Di jalan agak horor sih, abis semakin kesini kok makin sepi aja ni jalan, lebih tepatnya kayak jalan di desa, gelap, rumah jarang, suara jangkrik saut-sautan, sempat mau putar balik, tapi akhirnya nemu juga. Sempat yakin gak yakin kalau itu tempatnya, jauh diluar bayangan, tapi betul aja sih MEDICAL CENTER = PUSKESMAS hehee.. Pas masuk kami kebingungan di dalam ruangan cuma ada dua ibu-ibu lagi baring di infus, kata ibu itu "panggil aja mbak!". Nah loh bingung mau panggil apa dan siapa, Dokter? Suster? Mas? Mbak? Hahaha..

Tiba-tiba dari balik tirai keluar dua pemuda, benar-benar gak berasa suasana puskesmas sih, nyantai aja gitu. Salah satu masnya menanyakan keluhan, sembari mas yang satu lagi mulai check tensi mbak nur. Setelah itu salah satu dari mereka membuka lemari yang berada di samping meja, kemudian terdengar suara kalau masnya lagi takarin obat buat mbak nur, hihihi.. Kami pun pamitan pulang setelah membayar 20 rebu. Sepertinya fasilitas kesehatan disini masih minim banget ya..

Padahal lagi sakit, bukannya langsung balik hotel, mbak nur ngajak ngopi di pinggir pantai ckckck *bandel ya.. Kalau aku mah di ajak kemana aja ayukkk *uppss lupa kalau dari tadi jalan kesana kemari pakai baju tidur doank *tepokjidat hahaha udah deh cuek aja.

Kebetulan di pinggir Pantai Kuta rame turis asing yang lagi night party, untuk menghilangkan rasa penasaran, mampirlah kami kesitu. Agak risih sebenarnya datang ke tempat seperti itu, apalagi dengan kostum yang gak OK ini *abaikan, ditambah dengar musik yang berisik banget, malah jadi pusing sebenarnya *maklum anak kampung hihihii..
Kami memilih warung disebelah kiri tempat bule-bule itu berkumpul, lucunya dengan polos kami duduk dan pesan KOPI ANGET! Dengan senyum-senyum *ngolok masnya bilang "maaf, disini gak nyediain kopi mbak", trus ada minuman apa aja? W/sky, Vodc*, Beer Bint*ng, dll. Whaaattt? Benar-benar deh tempat ini gak cocok buat anak baik-baik kayak kami gini SOJU ada gak mas? hahahaha...

Kami pun pindah tempat ke warung sebelah kanan, sepintas kami melihat bule-bule itu sedang asik bernyanyi-nyanyi, minum, ngerokok dan yang buat miris, ternyata disana juga ada anak kecil berlalu-lalang, entah mereka jadi pelayan, atau ikut-ikutan doank, aku juga gak tau persis, tapi menurutku tempat itu gak cocok untuk anak seusia mereka.

Di warung sebelah untungnya jual kopi, walau yang ada cuma kopi hitam tokk. Gak berapa lama bersantai sambil menikmati suasana Pantai Kuta di malam hari, seseorang menghampiri kami. Dia memperkenalkan diri sebagai seorang tour guide dari G-Advanture (salah satu travel agent ternama dari Canada), Mas Hans namanya. Kebetulan tamunya lagi party di warung sebelah, jd bisa bebas tugas sejenak. Mas Hans bercerita banyak tentang Lombok, objek wisata di Indonesia, sampai karakter client yang datang dari berbagai negara. Kesempatan deh kami nanya macem-macem, lumayan dapat banyak informasi buat bekal di jalan nanti, hehe.. Setelah panjang lebar bercerita seputar tempat wisata di Lombok, Mas Hans membuat kesimpulan "dikatakan ke Lombok itu kalau sudah ke Senggigi, Gili Trawangan, n Kuta". Excuse me, could you repeat the statement once again, Sir? It means we have been in Lombok, right? Yeayyyyy hahahaa.. Keasikan ngobrol, gak kerasa waktu menunjukkan pukul 00.00 wita. Sebenarnya asikk banget ngobrol dengan Mas Hans, sayang udah malem banget, kami juga harus istirahat untuk melanjutkan petualangan besok. By the way, nice to met you, Mr. Hans :)


To be continue...

Wednesday, 18 March 2015

Short Holiday: LOMBOK - BALI (On Our Way to Lombok)


#Intermezzo..

Saat kondisi udah berada di puncak kejenuhan, pikiran terasa sesak banget, you might need to take some vacations to refresh your mind. And finally after crazy month (read: December) has passed, I've got free holiday from my office, yeyyyy!!! Alhamdulillah yah... gretongann hehee..

Kemana kitaaa?

Sebelumnya ada beberapa options. Bandung, Lombok, Derawan, n Tawau. Dari awal aku emang lebih pengen ke Lombok sih, coz Bandung udah pernah, Derawan walau belum pernah kesana tapi bisa lah kapan2 pergi sendiri or bareng teman2, n the last choice 'Tawau'. I really refuse to choose this option. Why? Coz we have nothing to do for vacation there. I have been there few month ago and with all the choices I don't think it's a good idea to take a trip to Tawau this time. I prefer Derawan than Tawau actually. Hehee...

Akhirnya keputusan bulat, kita ke Lombok! Cihuyyyyy... Karena kami gak menggunakan jasa travel tour. Jadi semua itinerary diremukkan bareng-bareng. Karena judulnya emang short holiday jadi kami pilih tempat2 mana aja yang paling pengen dikunjungi. Ada dua tempat yang jadi tujuan utama alias WAJIB: 1. Gili Trawangan; 2. Senggigi beach. Yang lainnya sunah aja dulu hehee..

Sehari sebelum keberangkatan kami dapat SMS dari pihak maskapai pesawat yang akan membawa kami ke Lombok. Isi SMSnya mengabarkan kalau penerbangan SUB-LOP delay, agak dongkoll sih coz otomstis jadwal jd berantakan donk. Ya udah sih mau liburan gak boleh manyun. Cheers.. *senyumlebar.


Day #1

Tiba di hari H (23 January 2015). Jam 08.00 a.m teng kami janjian berkumpul di Bandara Juwata Tarakan. Direct flight TRK-SUB ditempuh sekitar 2 hours and 10 minutes kata mbak pramugarinya, hehee.. Jam 10.30 kami sudah tiba di Surabaya dan selanjutnya penerbangan ke Lombok jam 17.00 p.m. Gile aja kalau nunggu 6 jam, bisa kayak sapi ompong di bandara, hahaa..

The City of Surabaya

Akhirnya kami memutuskan untuk mencari mall terdekat, cusss deh kami ke Cito menghabiskan waktu sembari cuci mata n dompet.

Sekitar dua jam sebelum flight to Lombok kami udah kembali ke Bandara, hujan deras banget, jadi parno sendiri kalau mau naik pesawat cuaca gak ngedukung gini, untungnya pas naik pesawat udah agak reda. 
SUB-LOP ditempuh kurang lebih 1 jam perjalanan, gak terasa kami landing di Praya Int. Airport Lombok, yeeeyyy...
Pas nyampe udah ada supir yang jemput, sebelumnya emang udah googling travel + hotel, jadi akomodasi selama di Lombok aman lah. Pengen langsung cuss tapi lagi-lagi maskapai berlambang singa itu bikin bad mood, bagasi teman aku gak nyampe ke Lombok. 
Ok, fixed! Ini kali ke-3 aku naik maskapai berlambang singa itu dan tiga-tiganya bermasalah: 1. TRK-JKT-JOG Ketinggalan pesawat di JKT berdua dengan temanku, padahal udah check-in, dan status transit doank, udah nunggu 4 jam malah ditinggal; 2. BPN-TRK Udah 15 menit diudara, pesawat putar balik ke BPN, roda pesawat gak bisa kelipat; 3. TRK-SUB-LOP bagasi tercecer, ckckckc asli parah.
Setelah bernegosiasi dengan pihak maskapai di bandara Lombok, akhirnya mereka berjanji akan mengantar barang kami esok hari, hufft sabar ya Mbak Nur, jadi gak bisa exis gara-gara gak ganti baju, hihihi...

At Praya Int. Airport Lombok

Rencana awal pengen cari penginapan di Gili Trawangan, tapi sayang nyampe Lomboknya malam, udah gak ada kapal yang nyebrang ke Gili. Katanya kalau malam di Gili Trawangan rame turis asing pada night party, pengen aja gitu liat bule-bule lagi party, siapa tau ada yang nyantol atu, *gubrakkkk hahaaa. Terpaksa deh alternatif lain cari penginapan di sekitar Senggigi Beach.

Ditengah perjalanan menuju hotel kami singgah di Rumah Makan 'Taliwang Raya'. Berkunjung ke suatu daerah emang kurang lengkap rasanya kalau gak nyicip kuliner setempat. Udah pada tau donk ya kalau ke Lombok ayam bakar taliwang dan plecing kangkung adalah menu yang wajib dicoba. Udah pernah nyoba sih sebenarnya, pengen aja ngerasain makan ayam taliwang langsung di tempat asalnya. 1 porsi ayam taliwang IDR 45.000 lumayan mahal gak sih, naluri keEKONOMIANku keluar hehe..

Akhirnya setelah kampung tengah terisi full kami pun kembali melanjutkan perjalanan menuju hotel, dari hasil survey beberapa hotel, our final decision goes to Sentosa Villas & Resort Senggigi.
Sampai di hotel kok perasaan agak horor ya, suasananya sepi banget.. ya iyalah udah jam 11 malam kakaa, udah pada tidur semua hahaaa..


Well, nyampe hotel udah malam banget, agak gimana gitu kalau nyampe Lombok langsung tidur, jadi jalan2 sebentar keliling hotel, abis itu kembali ke kamar dan tidurrrr nyenyak zzzzzz...



Monday, 9 March 2015

Labuan Cermin (Biduk-Biduk) - One Of Hidden Paradise In East Borneo



Satu lagi objek wisata yang wajib kamu kunjungi jika sedang berada di Kalimantan Timur, tepatnya di Kec. Biduk-biduk, Kab. Berau. Labuan Cermin atau biasa juga disebut Danau Dua Rasa menurut aku emang merupakan one of hidden paradise in East Borneo. Kenapa? Karena letaknya yang jauh dari pusat kota, kurang lebih 5 jam perjalanan darat dari kota Berau untuk dapat menemukan danau ini. Dijuluki Danau Dua Rasa karena air dipermukaan danau terasa tawar, namun pada kedalaman tertentu air danau terasa asin. Objek wisata satu ini mungkin kurang ter-expose bila dibandingkan dengan Pulau Derawan yang juga berada di Kab. Berau, namun pesona Labuan Cermin gak kalah dengan Pulau Derawan.
Untuk membuktikannya, beberapa waktu lalu aku dan teman2 kantor tertantang untuk kesana (cieee bahasanya hehee). Kebetulan pada saat itu ada tugas kantor di Bulungan (Ibukota KALTARA), ya udah deh curi waktu sekalian liburan, yahh sekali mendayung dua tiga pulau terlampaui lah, aseekkk...
Setelah bernegosiasi dengan beberapa rental mobil, akhirnya deal Rp 3,5jt untuk sewa mobil+supir dari Bulungan ke Labuan Cermin, Biduk-biduk. Sebenarnya harga segitu terlalu mahal menurut aku, karena waktunya mepet banget, jadi gak sempat cari alternatif lain. Pukul 23.00 p.m teng supir datang menjemput, tp berangkatnya molor sampai jam 00.30 a.m dikarenakan ada kerjaan yang harus diselesaikan dahulu, daripada jalannya nanti gak tenang, ya udah dehh huffftt..
Agak horor sih jalan jam segitu, apalagi perjalanannya melewati hutan belantara, untungnya rame-rame jadi gak takut hehee.. Ooya personil yang ikut ada 7 orang + supir: Mb' Nur, Mb' Ema, Iwan, Fitri, Rika & her boyfriend, and the last ME of course.
Estimasi waktu perjalanan Bulungan-Berau 3 jam, kemudian Berau-Biduk2 5 jam, jadi total 8 jam perjalanan. Sepanjang perjalanan mata gak bisa terpejam, ditambah sesekali supir membunyikan klakson mobil ketika melewati jembatan. Kepercayaan masyarakat sini membunyikan klakson sebagai tanda permisi kepada mahkluk-mahkluk yang gak terlihat, sumpah horor bangettt, berasa uji nyali di tengah hutan Kalimantan.
 

Tepat pukul 03.30 a.m kami memasuki Kota Berau, karena perut mulai lapar akhirnya kami memutuskan mencari warung makan yang masih buka disekitar tepian sungai di Berau. Setelah selesai makan, adzan shubuh mulai berkumandang, kami pun singgah untuk melaksanakan sholat di Mesjid Agung Berau yang lokasinya gak jauh dari tepian.
Pukul 05.00 kami melanjutkan perjalanan ke Kecamatan Biduk-biduk. Karena mata sudah lelah, akhirnya kami tertidur, namun gak berlangsung lama karena pemandangan jalan menuju Biduk-biduk di pagi hari luar biasa cantik + segar banget, sampai2 kami membuka semua kaca mobil agar dapat menghirup udara segar. Jalan berkelok-kelok, sesekali naik-turun bukit, belum lagi udara yang berembun, dan pepohonan berbaris sepanjang jalan, sayang banget jika dilewatkan. 

Mungkin karena terlalu lama di jalan kami pun mulai jenuh, beberapa desa terlewati tapi tak kunjung sampai ke TKP, asli jauh bangettt.. Pantes aja belum banyak yang berkunjung ke Labuan Cermin, pada nyerah di jalan duluan kayaknya. Kemudian terpikir dengan kehidupan orang-orang yang tinggal di daerah sana, kasian kalau harus jalan berjam-jam untuk sampai ke kota, coba aja ada kereta api, atau alternatif transportasi lain yang lebih efisien, atau apalah. Semoga pemerintah bisa melihat ke daerah-daerah terpencil, gak hanya memusatkan pembangunan di daerah perkotaan saja *kok jadi ngurusin negara sih, hehee.
Sesekali supir singgah menghampiri masyarakat untuk bertanya jalan, hadehh ternyata supirnya juga baru pertama kali kesini, modal GPS sama nekat doank ni supir ckckckc. Semangat kami mulai bangkit kembali saat bapak tempat kami bertanya mengatakan kalau estimasi waktu untuk sampai ke TKP sekitar 30 menit lagi, mobil akhirnya terus melaju, namun sudah hampir 30 menit berjalan kok belum ada tanda-tanda kalau sudah mau sampai. Akhirnya kami singgah bertanya lagi dan jawabannya sama 30 menitan lagi dan sampai 3X bertanya jawabannya 30 menit lagi. Kalau dijumlahkan 30 menit X 3 = 1,5 jam. Mamaaa mau nangis aja rasanya, hahaa.

Sebelum memasuki kawasan labuan cermin kami melewati pinggiran pantai (gak tau nama pantainya).  Menurut aku pantainya cantik, bersih, pasirnya putih, dan satu lagi, masih sepi pengunjung. Sayang kami gak singgah, karena focusnya emang ke labuan cermin.

Yeeeyyyy!!!
Dan setelah berjam-jam perjalanan melewati hutan belantara akhirnya kami memasuki perkampungan labuan cermin,  pemandangannya ajibbb, airnya biru sepanjang mata memandang, segerrr banget liatnya. Entah kenapa semua genangan air di sekitar labuan cermin terlihat biru bersih, bawaannya pengen langsung nyebur aja hahahaa...


Ternyata kami masih harus nyebrang lagi untuk sampai ke danaunya, tarif kapal IDR 10.000/ org. Tp kalau mau langsung berangkat IDR 100.000 max 10 orang. Karena kami ada 8 orang ya udah kami pilih yang langsung berangkat aja. Untuk nyebrang ke danau gak terlalu jauh, sekitar 5-7 menitan doank.

Sepanjang jalan di kapal udah takjub aja, perpaduan pepohonan bewarna hijau dan air laur yang biru jernih, suka banget deh pokok'ee..


Dannn tadaaaa... kami sampai di Labuan Cermin a.k.a Danau Dua Rasa, Subhanallah Labuan Cermin is very fantastic. One of hidden paradise that we finally found. Thank God for that.

Crystal Clear Water Of Labuan Cermin
Gak nunggu waktu lama, kami semua langsung nyebur hahahaa.. Rasa capek, pegel, linu, bosen, pusing, semuanya hilang seketika (seolah-olah aja :p).

Group of Fishes

Airnya asli jernih bangettttt, ikan2nya keliatan sampai kedasar laut, banyak banget ikannya, ciuss deh *apaansih.


Seperti orang-orang yang udah lebih dulu kesini, kami juga mencoba merasakan air danau dan benar saja air di permukaan danau terasa tawar, tapi karena gak bisa nyelam jadi gak tau yang bawah asin apa tawar gimana mau nyelam kalau berenangnya aja pake pelampung, at least rasa penasaran setengah terbayar lah yahh.


Kurang lebih 2 jam-an kami berenang-renang ria di danau itu, hingga akhirnya kami sepakat untuk pulang, soalnya rombongan yang lain udah pada balik, sisa rombongan kami doank disana, jadi hororr..


Dan gak tanggung2, kami langsung tancap gas balik ke Bulungan hari itu juga. 8 jam perjalanan cinn ngelewatin hutan belantara, 2 jam doank di Labuan Cermin udah harus balik (8 jam perjalanan) lagi, omooo.. ya udah sih toh bukan aku juga yang supirin, tidur cantik aja di jalan hehee..
Ternyata perjalanan pulang lebih horor daripada pas pergi tadi, karena pulangnya udah malam, hutan tanpa ada lampu jalan, dan sepi, hanya ada satu or dua kendaraan yang kadang melintas, emang sih dulunya anak pramuka, sering masuk hutan, tp gak gini juga kelezz. Mana ini supir amatiran di jalan itu, pake acara nyasar pula, udah deh lumayan dagdigdug di jalan, mikir gimana kalau tiba2 kehabisan bensin, mogok di tengah hutan, huaa untung cuma pikiranku doank, gak sampe kejadian *alhamdulillah.
Entah kenapa jalan pulang selalu terasa lebih cepat daripada waktu pergi, gak terasa kami sampai di Kota Berau. Pak supir minta waktu istirahat sebentar, kami juga istirahat sambil cari minuman hangat di Tepian Berau.
Setelah itu kami lanjut menuju Bulungan dan sampai di Bulungan tepat jam 00.30 a.m, kurang lebih sama dengan waktu kami berangkat kemaren, judulnya 24 hours trip to Labuan Cermin kali ya.. Paginya kami bangun udah lumayan fresh, dan dengan segera kami pergi ke pelabuhan, waktunya kembali ke kota tercincah, Tarakan.


Radar Tarakan, Page Travelling Minggu 4 /1/2015
Liburan kita ke Labuan Cermin masuk koran kakaa, ini dia senangnya kerja di perusahaan surat kabar, hehee.. lumayan bisa narsiss satu halaman :p

Monday, 5 January 2015

Tarakan - Tawau - KK - Nunukan - Tarakan

Ini pengalaman perjalanan keluar negeri pertamaku, excited banget (norak, haha). Sebenarnya ini udah late post banget, coz kejadiannya udah beberapa bulan yang lalu, tepatnya 12 Februari 2014 aku mengunjungi the capital city of Sabah, yaitu Kota Kinabalu, Malaysia.
My Passport

Sudah lama banget aku dan mamaku pengen main kesana, buat passpor-nya aja udah dari 2010, tp karena selalu aja ada halangan jadi baru kesampaian, itupun pergi sendiri, coz mamaku ada halangan lagi (hahaha.. nanti lain kali pergi bareng ya mom, pukkpukkpukk :p). Tujuan utamaku ke Kota Kinabalu (selanjutnya aku singkat KK) yaitu untuk menghadiri undangan pernikahan keluarga  disana, sekalian jalan-jalan, yeeaayyy!!

Sehari sebelum keberangkatan masih agak dilema antara pergi atau nggak, mama sih saranin nggak usah aja, takut ini itulah, pokoknya gak ndukung bgt, sempat ciutt sih tp ya udahlah NEKAT! Akhirnya hari itu juga langsung ngurus surat cuti, beli tiket, tukar duit ringgit, then cusss hehe.. 

Perjalanan menuju negeri seberang dari Tarakan aku tempuh dengan menggunakan kapal laut, harga tiket saat itu Rp 400.000,- tujuan Tawau. Setelah berurusan dengan pihak imigrasi untuk check passport, akupun diarahkan menuju kapal. Kikuk bercampur deg-degan, yang ada dipikiran saat itu "nanti disana gimana?", "ada yang jemput gak ya?", "bisa nelpon or sms gak ya?", ahhhh ndadak nervous. Kemudian keluarlah aura 'melas' dalam diriku, alih-alih bertanya, padahal berharap dapat bantuan, hahaha.. Alhamdulillah ketemu dengan Ibu dan Anaknya yang juga mau kesana, karena kasian lihat aku sendiri + baru pertama kali kesana, akhirnya si Ibu tawarin pergi bareng (dalam hati "slamet2X" :p). Perjalanan menggunakan kapal laut Tarakan-Tawau sekitar 4-5 jam-an,  cuaca lagi bersahabat banget saat itu, hingga tanpa terasa kapal bersandar di pelabuhan Tawau.

Kesan pertama saat sampai di pelabuhan tawau "Wooo.." biasa aja sih, gak beda-beda jauh sama pelabuhan SDF di Tarakan. Hehehe.. Alhamdulillah keluar dari pelabuhan, langsung ketemu dengan keluarga dan akupun pergi meninggalkan pelabuhan, kemudian jalan keliling Tawau sebentar. Menurut aku gak ada yang special sih di Tawau, banyak rumah panggung and kebun sawit terbentang luas sejauh mata memandang, lebayyy hehehee...

Malam harinya sekitar pukul 09.00 p.m. aku melanjutkan perjalanan ke KK menggunakan bus. Harga tiket bus Tawau-KK RM 50. Perjalanan Tawau-KK lumayan jauh sekitar 8-9 jam melewati Lahad Datu dan Sandakan. Ada yang gak biasa saat di bus, ternyata semua penumpang dikasih obat tidur, mungkin biar gak mabuk makanya disuruh tidur aja hahaha... Kemudian ditengah perjalanan bus berhenti, ternyata penumpang turun and you know what? mereka singgah makan, saat itu waktu menujukan pukul 12.30 a.m., kalau aku sih mending tidur, ckckckc... Perjalanan Tawau-KK lumayan lancar, melewati hutan, katanya sih kalau berangkat pagi pemandangannya cantik, coz ngelewati Mt. Kinabalu, kalau malam gak kelihatan, yaahhh...

Sekitar pukul 05.00 a.m bus tiba di KK, alhamdulillah.. akhirnya sampai juga di tempat tujuan. Saat itu istirahat sebentar, trus langsung ke TKP, alias ke lokasi acara. Ternyata di KK juga ada 'Kampung Bugis', ya isinya orang Bugis, Sulawesi Selatan, INDONESIA. Tradisi nikahan disana juga gak jauh beda dengan adat Bugis di Indonesia, ya iyalah, hahaha...


Foto Bareng Sepupu2 :) 


 Setelah hajatan selesai aku hanya punya sisa waktu sehari buat keliling KK. Gak banyak tempat yang aku singgahi (ngelewatin doank hikshiks) karena cuaca saat itu juga kurang mendukung. Sempat singgah ke beberapa mall (mall lagi mall lg), dimana-mana mall sama aja sih menurut aku, hehee. Jalan2 di KK cukup rapi, bersih, taman kotanya juga cantik, udaranya sejuk, mungkin karena letak KK yang dekat dengan pegunungan. Huaaaa sayang banget cutinya cuma seminggu.


Kota Kinabalu

Well, balik dari KK menuju Tawau menggunakan bus malam dan sampai pagi harinya, kemudian siap2 menuju pelabauhan untuk selanjutnya melanjutkan perjalanan ke Tarakan menggunakan kapal. Setelah sampai pelabuhan, tenyata hari itu gak ada jadwal kapal menuju Tarakan. Huaaaa.. sempat bingung karena hari itu batas terakhir cuti. Untungnya ada rute kapal Tawau-Nunukan. Yaudah nekat ke Nunukan padahal gak ada siapa2 disana, yang penting nyampe Indonesia dl deh hehee.. Tiket kapal Tawau-Nunukan RM 70.

Sampai di Nunukan rencananya pengen langsung cari tiket ke Tarakan, tenyata speedboat terakhir jam 2 siang, sedangkan sampai di Nunukan sekitar jam 3an. Huaaaa ngegembel di kampung orang.. Dan lagi2 ketemu orang baik di kapal, dia ngajak nginap semalam di rumahnya, aduhhh benar2 ngebolang ini haha...

Pagi harinya sesuai jadwal aku langsung menuju pelabuhan speedboat. Harga tiket Nunukan-Tarakan saat itu Rp 150.000,- Alhamdulillah dapat speed pertama, dan yeeyyyy nyampe rumah juga. Semoga nanti bisa kesana lagi dan benar2 ngerasain liburan :)

1st. stamp on  my passport :D
Sisa uang ringgit, lumayan :p